Sukhoi dan
Harapan Baru[1]
(Hal-06) Sukhoi
jatuh di tengah harapan. Para pengusaha yang hendak atau telah membeli pesawat
baru itu pasti punya kesadaran, bahwa Indonesia memerlukan keterhubungan yang
terus menjangkau. Sangat banyak kawasan di negeri kita tercinta yang
membutuhkan penerbangan pembuka. Di tengah keterbatasan pemerintah dalam
memudahkan mobilitas rakyat, para pihak swasta adalah harapan lain. Begitu pula
mereka yang turut menyuarakan spirit itu, dengan ikut serta terbang, dengan
maksud sesudah itu akan turut menebar harapan.
Dibandingkan pesawat buatan Amerika atau
buatan konsorsium Eropa yang lebih mahal, Sukhoi adalah terobosan. Apalagi
secara teknologi pun menurut para ahli, pesawat itu cukup canggih. Begitu juga
bagi Negara-negara yang memerlukan jalur-jalur perintis, dengan jarak tempuh
menengah, sukhoi adalah harapan.
Bagi Rusia sendiri Sukhoi adalah harapan yang
lain. Dengan pesawat super jet ini Rusia ingin membangun reputasi baru di dunia
penerbangan. Bahkan itu merupakan pesawat untuk penrbangan sipil pertama yang
dibuat setelah runtuhnya Uni Soviet. Beragam sertifikasi telah diperoleh.
Berbagai pasar baru pun terus diberikan penawaran.
Era baru mengubah dominasi. Perlahan namun
pasti. Harapan terus menyebar di banyak kawasan. Dunia tidak melulu Amerika.
Eropa sendiri masih berkutat dengan gejolak hebat di sector keuangan. Terlebih
setelah pemilihan presiden Perancis yang baru. Hasil pemilu Yunani juga rumit.
Lantaran tak ada yang menang mayoritas, pembentukan pemrintahan koalisi pun
carut marut.
Di Amerika Latin, juga bermunculan harapan
baru. Brazil mulai menjadi pemain penting di dunia penerbangan. Produk
andalannya, pesawat jet Embraer, terus berkibar. Itu menjadi pesawat yang cukup
laris dan di minati. Khususnya di Negara-negara berkembang. Salah satu maskapai
di Indonesia telah memesan tak kurang dari 20 Embraer.
Kadang di sela harapan besar ada bergumpal
duka. Datang tiba-tiba. Saat sebagian kita kehilangan orang-orang tercinta.
Kematian adalah rahasia. Itu terasa cepat bukan karena mereka mendahului
waktunya. Tapi kematian dalam tragedy selalu melipatgandakan segalanya.
Mengaduk segala rasa, antara sesal, harap, pedih, dan pasrah.
Sukhoi jatuh di tengah harapan. Para
pengusaha yang berminat dengan pesawat itu pasti meyakini, bahwa Indonesia
memerlukan harapan baru dalam ketersambungan. Maka mereka yang pergi dalam
kecelakaan itu setidaknya turut menyambung harapan itu. Bahwa dunia tidak
seharusnya dicengkram dominasi segelintir negara. Semua tengah bangkit. Tidak
semata di sektor penerbangan. Perlahan namun signifikan. Menyongsong harapan
baru.*