Tampilkan postingan dengan label Majalah Tarbawi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Majalah Tarbawi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Mei 2025

Selamat Jalan Saudari-Saudariku

 

Selamat Jalan Saudari-Saudariku 

Selamat Jalan Saudari-Saudariku
Selamat Jalan Saudari-Saudariku 

 

Selamat jalan saudari-saudari kami, Langkah-langkahmu menyadarkan kami tentang kesempatan hidup, arti keseriusan dan kesungguhan dalam berjihad, pengorbanan harta, raga, bahkan jiwa ....    

 

(Hal 28) Dihadiri sekitar 400 orang kader Partai Keadilan, Ahad malam (18/4), dilaksanakan tabligh Akbar, temu kader dan peresmian DPC Partai Keadilan Muara Rupit Musi Rawas Sumsel.

Usai acara, sekitar pukul 21.30 WIB, kami, rombongan kader dari lubuk linggau meninggalkan tempat dengan menggunakan 3 mobil mikolet. Sekitar pukul 23.00 kami sudah berada di jalan Lintas Sumatera km 9, Desa Sumberagung, Kecamatan Ulu Trawas Mura, sekitar 50 km dari kota Lubuk Linggau.

Rabu, 21 Mei 2025

Da’wah dan Loyalitas Khusus

  

Da’wah dan Loyalitas Khusus 

Oleh Imam Nurwahyo  

Da’wah dan Loyalitas Khusus
Da’wah dan Loyalitas Khusus  

 

(Hal 24) Tak ada yang tak terikat dalam hidup ini. Air terikat dengan anatomi H2O-nya. Matahari, Bumi, dan Bulan terpaku pada lintasan orbitnya. Binatang terbelenggu dengan habitatnya. 

Meski, ada monyet pandai berjoget, beruang menggenjot sepeda, lumba-lumba pandi berhitung, singa menerobos lingkaran api, gajah bermain bola, tapi toh mereka tetap binatang yang tak kan berubah jadi manusia. Semua terika t dengan berbagai status dirinya itu.

Keterikatan dengan status itulah dasar loyalitas. Bila loyalitas ini rusak, rusak pula semuanya. Sekali harimau mendekam di kebun binatang, ia tak akan selincah kala masih di hutan. Begitu juga manusia, begitu unsur loyalitasnya tumpul, mata buta, hati mati, telinga tuli,

”Mereka bagaikan hewan ternak, bahkan lebih sesat.”

(QS Al A’raf: 179)

Rabu, 14 Mei 2025

SDM Amal Profesional

  

SDM Amal Profesional
SDM Amal Profesional 

Oleh B. S Wibowo, Dipl. Rad. SKM    

(Hal 22) Untuk menegakkan nilai-nilai Islam dalam segala sisi kehidupan, tak cukup hanya berbekal keshalihan individu. Tidak juga sebatas kebersihan moral dan komitmen niat. Semua itu harus didukung dengan SDM yang punya keshalihan kolektif, dapat mengembangkan diri, dan mampu beramal dengan profesional.

Ada beberapa alasan kuat mengapa umat Islam dan pekerja dakwah khususnya semakin dituntut memiliki hal-hal tersebut diatas. 

Rabu, 07 Mei 2025

Baitu Da’wah: Dari Rumah Biasa Menuju Generasi Luar Biasa

  

Baitu-d Da’wah 

KH Rahmat Abdullah  

Baitu Da’wah: Dari Rumah Biasa Menuju Generasi Luar Biasa
Baitu Da’wah: Dari Rumah Biasa Menuju Generasi Luar Biasa 

(Hal 20) suatu malam menjelang fajar, dalam inspeksi rutinnya, Khalifah II Umar bin Khattab mendengar dialog yang menarik antara seorang ibu dengan gadis kencurnya.

”Cepatlah bangun! Perah susu kambing kita dan campurkan dengan air sebelum orang bangun dan melihat kerja kita.” ”Bu, saya tidak berani, ada yang selalu melihat gerak-gerik kita.” ”Siapa sih, sepagi ini mengintai kita.” ” Bu, Allah tak pernah lepas memperhatikan kita.”

Khalifah kembali dengan satu tekad yang esok dilaksanakannya, melamar sang gadis untuk puteranya yang bernama ’Ashim bin Umar. Kelak dari pernikahan ini lahir seorang cucu: Umar bin Abdul Aziz, Khalifah kelima.

Kamis, 01 Mei 2025

Luruskan Niat Rapatkan Barisan


Luruskan Niat Rapatkan Barisan
Luruskan Niat Rapatkan Barisan 


(Hal-05) Mungkin, kita pernah sangat berharap kepada Allah untuk memperoleh sesuatu, tapi pinta itu tak kunjung dikabulkan. Sebaliknya, mungkin kita sering dikaruniai Allah berbagai nikmat, tanpa pernah sedetakpun terbersit di hati kita. Hidup memang penuh misteri. Karenanya, seringkali manusia salah dalam menilai sebuah peristiwa. Apa yang manis dan indah tak jarang justru mendatangkan malapetaka. Namun, sebuah peristiwa pahit dan berat, tak sedikit yang menjadi pintu bahagia.

Sebab itulah, Allah melarang kita melihat segala sesuatu dari bungkus luarnya saja.

”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

(QS. Al Baqarah: 216)

Senin, 28 April 2025

Bersiap Menghadapi Kemungkinan Terpahit

  


H. Muhammad Ihsan Tanjung

Anggota MPP Partai Keadilan

 

Bersiap Menghadapi Kemungkinan Terpahit
Bersiap Menghadapi Kemungkinan Terpahit

(Hal 16) Pilar apa saja yang harus dimiliki oleh gerakan dakwah setelah memasuki era politik?

Kita harus melihat pada sirah Nabi. Kalau kita lihat, para sahabat baru memasuki political environment atau keterlibatan politik itu pada fase Madaniyah. Terbukti dengan terbentuknya masyarakat Madani di Madinah. 

Saat itu, kaum Muslimin bukan saja secara jumlah mayoritas, tapi mereka secara kualitatif memegang kendali berbagai aspek kehidupan. Termasuk aspek sosial politik, hukum, ekonomi, yang berarti praktis mereka yang mengendalikan perjalanan hidup masyarakat tersebut.

Senin, 21 April 2025

Menatap Masa Depan Dakwah Setelah Pemilu

 

Menatap Masa Depan Dakwah Setelah Pemilu
Menatap Masa Depan Dakwah Setelah Pemilu

(Hal 15) Pemilihan Umum telah berlalu dengan segala kenangan manis dan pahit, getir dan indahnya. Tinggal catatan amal dan jihad tersimpan setara dengan ikhlas dan takwa yang menjiwainya. Setiap kita seharusnya mensyukuri semua nikmat yang Allah berikan dan Ikhlas menerima perolehan suara seutuhnya. Tidak ada kamus kalah dalam perjuangan dakwah Islamiyah. Karena pada hakikatnya dakwah ini milik Allah, dan bagi Allah tak ada kata kalah. Firman Allah:

”Dan Allah unggul dalam urusan-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

(QS Yusuf: 21)

Senin, 14 April 2025

Bercermin Kepada Salafusshalih

  

Bercermin Kepada Salafusshalih

 

Bercermin Kepada Salafusshalih
Bercermin Kepada Salafusshalih

(Hal 13) Mereka Menjaga Niat

Sahabat-sahabat Rasulullah adalah generasi terbaik ummat ini. Mereka terus belajar dari Rasulullah apa-apa saja yang harus dikerjakan dan apa saja yang mesti ditinggalkan. Soal menjaga lurusnya niat di dalam hidup dan perjuangan mereka, tak bosan-bosan para sahabat itu berguru kepada Rasulullah. Seperti dikisahkan oleh Umamah radhiallahu ’anhu, ada seorang laki-laki yang menemui Rasulullah dan bertanya,

”Wahai Rasulullah apakah pendapat engkau tentang seseorang yang berperang dengan tujuan mencari pahala dan popularitas diri. Kelak, apa yang akan ia dapat di akhirat?” Rasulullah menjawab,”Dia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang itu mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali. Tetapi Rasulullah tetap menjawabnya,”Ia tidak menerima apa-apa!” kemudian beliau bersabda,”Sesusungguhnya Allah tidak menerima sesuatu amal perbuatan, kecuali yang murni dan yang mengharap ridha-Nya.”

(HR Abu Dawud dan Nasa’i)

Senin, 07 April 2025

Ketika Ruh Berjamaah Pudar

  

Ketika Ruh Berjamaah Pudar

Ketika Ruh Berjamaah Pudar
Ketika Ruh Berjamaah Pudar

 

(Hal 11) Pemuda itu menemui kematiannya di tangan mujahidin, sebagaimana analisa pihak harakah sebelumnya. Semoga Allah menerima amalnya, sesuai dengan niatnya.

Gerakan dakwah di Mesir pada penghujung abad ketiga belas hijriah mencapai puncak kejayaannya. Dakwah menembus segenap lapisan masyarakat bak kapal laut membelah lautan. Dengan tenang ia melaju, diiringi tiupan angin segar. Suara dakwah menggema dan terdengar hampir disetiap penjuru, menembus berbagai masalah, baik menyangkut masalah nasional maupun internasional.

Selasa, 01 April 2025

Nurani

  

Nurani

 

Nurani
Nurani

(Hal-04) Jakarta, 1 Mei 1999

Ada kenangan unik yang tersisa dari pemilu. Setidaknya bagi saya. Bukan soal penghitungan suara yang banyak di tuding curang. Bukan pula soal nasib partai-partai yang mungkin tak dapat lagi ikut pemilu. Saya tertarik dengan ramainya orang bicara soal nurani, pada hari-hari menjelang pencoblosan. Dalam tajuknya, Republika menulis,

”Hari ini kita melaksanakan Pemilihan Umum. Ucapkanlah Bismillahirrahmanirrahim sebelum Anda menusuk. Pilihlah partai sesuai hati nurani Anda sebagai seorang Muslim.”

Jumat, 14 Februari 2025

Apa Obatnya?


Apa Obatnya?

Apa Obatnya ?
Apa Obatnya ? 


(Hal-30) Bagaikan patung, seorang Arab Badui berdiri di hadapan rumah tabib terkenal. Nampak sekali ada beban di hatinya. Sorot matanya sayu. Satu persatu orang yang datang berobat diamati. Ketika tiba gilirannya, ia segera masuk ke tempat berobat.

“Semoga Allah merahmatimu, adakah engkau punya obat untuk penyakit dosa-dosaku?” Tabib itu diam. Sejenak kemudian kepalanya menunduk. Pandangan matanya terbentur lantai tanah. Tak ada jawaban. Dicobanya memeras pikiran.

Tak lama kemudian, tabib itu menjawab,”Ambillah jerih payah kefakiran, ruh kesabaran, dan camburlah dengan kelembutan fikiran, tambahkan secukupnya rasa tawadhu dan khusu’, lalu tumbuklah adonan itu di lesung taubat dan Khudu’.

 Basahilah dengan air mata takut. Setelah itu, letakkanlah di tempayan rendah diri kepada Allah. Nyalakan di bawahnya api tawakkal, aduklah dengan istigfar. Sampai tampak tanda-tanda taufiq dan ketenangan.

Jumat, 07 Februari 2025

Jangan Serpihkan Keutuhan Islam

 

Jangan Serpihkan Keutuhan Islam

 

Jangan Serpihkan Keutuhan Islam
Jangan Serpihkan Keutuhan Islam

(Hal-31) “Sulit untuk menolaknya, Bang. Di daerah saya, memang tak banyak pemuda yang mau terlibat dalam kegiatan seperti itu,” ucap Rudi kepada Bang Idris. Ahad lalu, Rudi memang menjadi Ketua Panitia Pelayanan Kesehatan Pos Keadilan di lingkungannya. Karenanya, pekan kemarin tak hadir pengajian.

“Assalamu’alaikum.” Belum sempat Bang Idris menimpali ucapan Rudi, terdengar suara Agus di luar. Rudi membuka pintu. Rupanya, Danu dan Iwan juga datang bersama Agus. “Ayo minum tehnya.” “Ma kasih Bang.” “Rud, gimana tanggapan masyarakat tentang Pelayanan Kesehatan minggu lalu?” tanya Agus sembari menuang teh.

Alhamdulillah, mereka cukup antusias. Tak sedikit yang terheran-heran, di zaman sulit seperti ini, masih ada yang mau bersusah payah memikirkan kepentingan orang lain.” “Ada, nggak yang menuduh acara itu sebagai aksi politik berkedok sosial?” timpal Iwan.

Sabtu, 01 Februari 2025

Semoga Allah Mempertemukan Kita di Surga

 

Semoga Allah Mempertemukan Kita di Surga

Barangsiapa yang mengharapkan mati syahid dengan sepenuh hati, maka Allah akan memberikan mati syahid kepadanya, meski ia mati di tempat tidur.

           

Semoga Allah Mempertemukan Kita di Surga
Semoga Allah Mempertemukan Kita di Surga

     

(Hal-28) Dunia, hanya satu terminal dari seluruh fase kehidupan. Hanya Allah yang tahu, rentang usia seorang manusia. Saya, Khadijah, sebut saja demikian, menikah dengan Muhammad, 3 Oktober 1993. 

Muhammad, adalah kakak kelas saya di IPB. Pernikahan saya, melalui tahap yang biasa dilakukan ikhwan dan akhwat. Saya tidak pernah mengenal Muhammad sebelumnya. Dan, seperti layaknya pasangan baru, fase ta’aruf, konflik, dan kematangan pun saya alami.

Meski baru saling kenal, saya rasakan suami saya sangat sayang kepada saya. Seolah tidak seimbang dengan apa yang saya berikan. Dia banyak membantu. Apalagi ketika saya meyelesaikan tugas akhir kuliah. Bisa dikatakan, ia sekretaris pribadi saya.

Selasa, 28 Januari 2025

Ayo Membaca!


Ayo Membaca!

Oleh Bambang S Wibowo

Trainer – Lembaga Manajemen Terapan TRUSTCO

 

Ayo Membaca
Ayo Membaca

(Hal-26) Tahun 1987 saya mulai tertarik dengan membaca. Saat itulah kawan saya, dokter Budi S. Menginformasikan, di luar negeri (Jepang, Amerika) orang sudah mengembangkan sistem membaca cepat. Tahun 1990 saya menemukan buku “Sistem Membaca Cepat dan Efektif” yang sangat membantu meningkatkan keterampilan membaca saya. 

Kebiasaan membaca saya pun banyak berubah. Barulah pada 1991, sewaktu saya belajar di Amerika, saya mendapatkan sesi ketrampilan membaca (Reading Skill). Kini saya sering terlibat dalam workshop untuk melihat kemampuan membaca cepat. Pada awalnya peserta rata-rata 120 kata per menit (kpm). Namun setelah diperbaiki, dalam waktu yang singkat kemampuan mereka dapat menjadi 300-400 kpm.

Selasa, 21 Januari 2025

Penggodok Batu


Penggodok Batu 

Oleh KH. Rahmat Abdullah

Penggodok Batu
Penggodok Batu 


(Hal18) Sampai hari ini saya belum dengar ada yang menyalahkan sang ibu yang menggodok batu, agar anak-anaknya tertidur lantaran tak ada lagi bahan makanan yang dapat dimasaknya. Mungkin sejarah akan sangat kecewa bila Khalifah II Umar bin Khatthab ra tidak segera datang dan serta merta pergi ke gudang logistik negara, lalu bergegas memanggul sendiri tepung yang akan mengubah batu menjadi roti.

Hari ini sejarah melihat banyak ibu merebus apa saja termasuk kucing (ke-bablasan), agar anak-anaknya tidak tidur, alias mati kelaparan. Sementara ada banyak orang yang terus menerus menjanjikan batu (dan terigu), namun tak pernah membuktikannya, padahal secara pribadi mereka lebih kaya dari Umar.

Tujuh Hari di Gunung Kidul

 

Tujuh Hari di Gunung Kidul

Tujuh Hari di Gunung Kidul
Tujuh Hari di Gunung Kidul

(Hal-34) Gunung kidul. Tempat itu, kerap dikaitkan dengan berbagai kegiatan klenik. Konon di sana, ada sejumlah tempat kramat yang sering dikunjungi orang untuk memperoleh wangsit. 

Tapi, berbeda dengan orang-orang yang biasa ke sana, tujuh mahasiswa dari Forum Aktivitas Mahasiswa LIPIA (FAMILI) Jakarta, mencoba mengamalkan ilmu yang mereka proleh, belajar membina masyarakat secara langsung.

Berikut kenangan mereka selama tujuh hari, di bulan Ramadhan, tahun lalu, berinteraksi dengan masyarakat Gunung Kidul. 

Selasa, 14 Januari 2025

Pragmatisme, Sisi Tragis Mahasiswa

 

Pragmatisme, Sisi Tragis Mahasiswa

Oleh Haryo Setyoko

Sekjen KAMMI

 

Pragmatisme, Sisi Tragis Mahasiswa
Pragmatisme, Sisi Tragis Mahasiswa

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.”

(QS Al-Kahfi:13)


(Hal-24) Sejak 1978, dunia mahasiswa memasuki hari-hari kelabu. Kala itu, Orde Baru, melalui Mendikbud mengeluarkan kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kampus). 

Semua itu tidak saja berakibat mandegnya perkembangan kemahasiswaan, namun kehidupan sosial bangsa Indonesia secara umum ikut terseok-seok. Sebab, kebijakan ini telah mendekonstruksi peran politik mahasiswa. Para pemburu ilmu di level perguruan tinggi itu tak lebih dari sekrup-sekrup mesin teknostruktur kapitalis bagi pembangunan bangsa ini.

Selasa, 07 Januari 2025

Kiprah Politik Ulama Salaf

 

Kiprah Politik Ulama Salaf

Oleh Azam Anzuki

 

Kiprah Politik Ulama Salaf
Kiprah Politik Ulama Salaf

(Hal-21) Kiprah para salafusshalih dalam memperjuangkan Islam, tak terbatas pada dunia ilmu semata. Banyak dari mereka yang terlibat dalam aktivitas politik. Formula partisipasi politik mereka bermacam-macam. Meski, tentu berbeda dengan idiom politik sekarang yang makin berkembang.

Peran loby adalah salah satunya. Seperti yang dipraktekkan Raja’ bin Haiwa, seorang ulama besar di masa Daulah Umawiyah. Dialah yang secara serius berada di balik suksesi dinasti umawi dari Sulaiman bin Abdul Malik kepada keponakannya, Umar bin Abdul Aziz.

Sulaiman bin Abdul Malik sebenarnya punya putera, Ayyub bin Sulaiman, yang telah dicalonkan menjadi khalifah. Sayang, Ayub meninggal sebelum niat ayahnya kesampaian. Sulaiman tinggal mempunyai satu anak yang masih kecil. Meski begitu, Sulaiman ingin agar puteranya itu kelak dapat menggantikannya. Maka dipanggilnya Umar bin Abdul Aziz dan Raja’.

Rabu, 01 Januari 2025

Politik, Warisan Kenabian

 

Politik, Warisan Kenabian

Dr. M. Hidayat Nurwahid

Ketua MPP Partai Keadilan

                       

Politik, Warisan Kenabian
Politik, Warisan Kenabian 

(Hal-14) Ketika memasuki era partai tentu banyak konsekuensi yang harus dihadapi gerakan dakwah. Pendapat Ustadz?  

Pada hakekatnya, ketika dakwah memasuki era partai, ia sedang mengembalikan jati diri dan ashalahnya, yaitu syumuliatul Islam. Syumuliatul Islam terkait dengan masalah pribadi, hidup bermasyarakat, bernegara, sistem dan lainnya. Itu semua masalah dakwah. Itulah yang dicontohkan para Rasul khususnya Rasulullah SAW, dan dengan sangat cemerlang dilanjutkan oleh para khulafa’.

Apa yang dikhawatirkan tentang adanya fitnah syuhrah (popularitas) maupun pergeseran orientasi dalam dakwah itu tidak ada, bila sejak awal dipahami bahwa politik (amal siyasi) bagian dari dakwah. Yang terjadi, fitnah itu juga ada sebelum era berpartai sekalipun. 

Minggu, 15 Desember 2024

Etika Kampanye dalam Islam

 

Etika Kampanye dalam Islam

                       

Etika Kampanye dalam Islam
Etika Kampanye dalam Islam

(Hal-12) “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”

(QS An-Nahl: 25)

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka baginya pahala seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut.”

(HR. Muslim)

1.    Ikhlas dan membebaskan dari motivasi rendah

Kampanye dalam Islam merupakan bagian dari amal shaleh dan ibadah. Karenanya harus memperhatikan keikhlasan motivasi sehingga kampanye yang dilakukan bukan hanya berdampak baik pada masalah-masalah kehidupan tetapi juga mendapatkan ridha Allah SWT dan pahala kebaikan di akhirat.