Apa Obatnya?
(Hal-30) Bagaikan
patung, seorang Arab Badui berdiri di hadapan rumah tabib terkenal. Nampak
sekali ada beban di hatinya. Sorot matanya sayu. Satu persatu orang yang datang
berobat diamati. Ketika tiba gilirannya, ia segera masuk ke tempat berobat.
“Semoga Allah merahmatimu, adakah engkau punya obat untuk penyakit dosa-dosaku?” Tabib itu diam. Sejenak kemudian kepalanya menunduk. Pandangan matanya terbentur lantai tanah. Tak ada jawaban. Dicobanya memeras pikiran.
Tak lama kemudian, tabib itu menjawab,”Ambillah jerih payah kefakiran, ruh kesabaran, dan camburlah dengan kelembutan fikiran, tambahkan secukupnya rasa tawadhu dan khusu’, lalu tumbuklah adonan itu di lesung taubat dan Khudu’.
Basahilah dengan air mata takut. Setelah itu, letakkanlah di tempayan rendah diri kepada Allah. Nyalakan di bawahnya api tawakkal, aduklah dengan istigfar. Sampai tampak tanda-tanda taufiq dan ketenangan.
Bila sudah cukup pindahkan nampan mahabbah, dinginkan
dengan mawaddah, tiriskan dengan rasa duka, tambahkan kekuatan iman dan rasa
takut kepada Yang Maha Rahman.
Baca Juga: Mimpi Makan Enak Orang-Orang Miskin
Berobatlah dengan obat itu setiap hari. Dan, selama minum obat itu, jauhkan olehmu segala bentuk dosa. Pakailah pakaian malu, teguhkan hatimu untuk jujur dan setia, jangan masuk ke rumah kecuali melalui pintu taubat.
Jika engkau terus melakukan pengobatan
seperti itu, hatimu akan menjadi jernih di antara hati manusia yang ada. Dan,
rasa sakit yang ditimbulkan oleh dosa-dosa itu Insya Allah akan sirna.”
Wallahu a’lam bishawab.
Majalah Tarbawi, Edisi 001 Th.I, Shafar 1432, 31 Mei 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar