Tampilkan postingan dengan label Dirosat (Kajian Utama). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dirosat (Kajian Utama). Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 September 2024

 

Maafkan Kami, Ramadhan Jika Ibadah Kami Sangat Jauh dari Mereka

Oleh Sulthan Hadi

 

Maafkan Kami, Ramadhan Jika Ibadah Kami Sangat Jauh dari Mereka
Maafkan Kami, Ramadhan Jika Ibadah Kami Sangat Jauh dari Mereka

(Hal-21) Ramadhan, adalah anugerah Allah kepada kita. Ia teramat istimewa dalam segala hal, dan teramat istimewa apa saja yang ada bersamanya, terlebih ibadah-ibadah yang disyariatkan secara spesial. Karena itu, Ramadhan layak dihormati, diistimewakan, dan dirindu oleh siapa pun.

(Hal-22) Siang harinya adalah saat-saat merengkuh kemuliaan lewat puasa yang ditunaikan secara tulus dan ikhlas. Puasa itu ibadah yang istimewa, karena akan menjadi penebus kesalahan-kesalahan kita yang berserak di hari-hari sebelumnya. Kafarat bagi kekhilafan-kekhilafan kita dalam memperlakukan keluarga, harta, dan tetangga, serta kekhilafan kita yang lain.

Jumat, 13 September 2024

Maafkan Kami, Jika Belum Banyak Berbagi

 

Maafkan Kami, Jika Belum Banyak Berbagi

Oleh Sulthan Hadi

 

Maafkan Kami, Jika Belum Banyak Berbagi
Maafkan Kami, Jika Belum Banyak Berbagi

(Hal-29) Ramadhan tidak hanya kita kenal sebagai bulan ibadah. Ia juga simbol kedermawanan. Allah Swt memperlihatkan kemurahan-Nya di dalam hari-harinya dengan limpahan rahmat-Nya, maghfirah-Nya, dan pembebasan-Nya dari api neraka, dan menjadikan yang terbaik di antara manusia, yang paling pemurah dan paling banyak berbagi. Prestasi itu kemudian disematkan kepada Rasulullah Saw, karena kemurahannya yang berlipat-lipat ketika Ramadhan datang.

(Hal-30) Dalam kalimat yang indah, Ibnu Abbas ra melukiskan pribadi beliau,

“Nabi Saw adalah manusia yang paling pemurah, dan sifat murah hatinya semakin bertambah pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya untuk mengajarkan Al Qur’an kepadanya. Dan biasanya jibril mendatanginya setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajarinya Al Qur’an. Sungguh, keadaan Rasulullah Saw ditemui Jibril sangat dermawan dalam kebaikan, melebihi angin yang berhembus.”

(HR Bukhari dan Muslim)

Senin, 02 September 2024

Seperti Apa Kita Ramadhan Ini ?

 

Seperti Apa Kita Ramadhan Ini ?

Oleh M Lili Nur Aulia

 

Seperti Apa Kita Ramadhan Ini ?
Seperti Apa Kita Ramadhan Ini ?

(Hal-15) Ramadhan, tamu mulia itu, akhirnya datang. Sujud syukur ke hadirat Allah Swt yang masih memberi kita umur untuk hidup di antara bulan suci ini. Nikmat yang harus disyukuri, tapi kesyukuran itu seharunya tidak berdiri sendiri, tapi langkah nyata mengisinya dengan memaksimalkan amal-amal shalih.

(Hal-16) Sayangnya, masih banyak kondisi dirinya memprihatinkan di saat Ramadhan datang. Berbagai alasan dikemukakan. Padahal, itu sangat merugikan kita sendiri.

Rabu, 28 Agustus 2024

Maafkan Kami Ramadhan

 

Maafkan Kami Ramadhan

Oleh Ahmad Zairofi AM

“Maafkan kami Ramadhan. Kepala kami tertunduk malu karena engkau menjanjikan kami berlimpah kebaikan, tapi kami tenggelam dalam kehinaan.”

(Syaikh Adil bin Ahmad)

Maafkan Kami Ramadhan
Maafkan Kami Ramadhan
 

(Hal-09) Ramadhan ... seluruh satuan masa di sepenuh bulannya adalah cahaya, bagi kita, bila kita ingin menggapai takwa. Ia tak semata kesempatan. Lebih dari itu, Ramadhan, adalah pusaran kesakralan.

Ramadhan ...

Sejujurnya setiap jiwa kita merindu kesakralan. Tanpa kecuali. Sebab begitulah karakter jiwa kita diciptakan. Kita memang dari tanah. Tapi kita juga dicetak dari tiupan ruh, yang menjadikan tanah yang mati dalam tubuh kita tumbuh dan hidup. Karenanya seharusnya seluruh jiwa raga kita sangat ceria dan bahagia dengan Ramadhan, bahkan saat ia baru nyaris tiba. Tapi godaaan nafsu dan tarikan-tarikan liar dunia memalingkannnya.

Selasa, 20 Agustus 2024

7 Hal yang Perlu Kita Perhatikan Selama Ramadhan

 

7 Hal yang Perlu Kita Perhatikan Selama Ramadhan

7 Hal yang Perlu Kita Perhatikan Selama Ramadhan
7 Hal yang Perlu Kita Perhatikan Selama Ramadhan

 
 

[Hal-26] 1. Membaca Sejarah Bulan Ramadhan

Ramadhan tidak hanya sebatas bulan amal dan ibadah. Tapi juga bulan kemenangan dan pertolongan. Banyak peristiwa besar yang terjadi di bulan ini yang penting menjadi perhatian kita. Diantaranya, perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke-2 hijrah, di mana umat Islam yang hanya berjumlah 313 tentara dengan dukungan 2 ekor unta, berhasil mengalahkan kaum kuffar yang berkekuatan 1.000 prajurit dengan dukungan 700 ekor unta.

Fathu Makkah yang merupakan peristiwa penaklukan kota Makkah dari tangan kaum Musyrikin, juga terjadi di bulan Ramadhan, tahun ke-8 hijrah.

Sabtu, 17 Agustus 2024

Untuk Kesempurnaan I’tikaf

 

Untuk Kesempurnaan I’tikaf 

Oleh Sulthan Hadi

Untuk Kesempurnaan I’tikaf
Untuk Kesempurnaan I’tikaf 


(Hal-31)  Definisi I’tikaf

I’tikaf secara bahasa, adalah konsistensi dalam melakukan sesuatu dengan memusatkan fisik, hati dan pikiran dalam hal tersebut, baik itu dalam perkara yang baik maupun yang tidak baik. Allah berfirman,

“(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?”

(QS. Al Anbiya’: 52)

Atau juga diartikan sebagai sikap berdiam diri di suatu tempat untuk melakukan ibadah terhadap sesuatu itu. Tetapi yang dimaksud di sini adalah mendekati Masjid dan berdiam diri di dalamnya dengan niat untuk taqarub kepada Allah azza wa jalla.

Jumat, 16 Agustus 2024

Satu Per Satu Impian Itu Terwujud

 

Satu Per Satu Impian Itu Terwujud 

Oleh Edi Santoso

Satu Per Satu Impian Itu Terwujud
Satu Per Satu Impian Itu Terwujud 


(Hal-28)  Sangsi. Ragu. Perasaan itu sering menghampiri H. Tauhidin (40) sebelum mimpi dan cita-citanya banyak yang berubah menjadi nyata. Pria yang kini menjadi salah satu Pegawai Negeri Sipil di Banyumas, Jawa Tengah itu, mengisahkan bagaimana satu demi satu kesuksesan menghampirinya. Yakin pada akhirnya. Dan, ada rahasia I’tikaf di baliknya.

Kepada Tarbawi ia mengawali kisahnya, “Dengan segala kondisi yang ada, wajar jika banyak yang menyangsikan impian saya bisa terwujud. Dengan Ijazah SLTA, saya tak punya banyak pilihan pekerjaan. Tak kurang dari 15 tahun saya bekerja sebagai tukang sapu jalanan. Seolah tak ada harapan karir. Mungkinkah saya punya rumah sendiri? Mungkinkah bisa naik haji?

Mengakhiri Kesendirian Setelah I’tikaf

 

Mengakhiri Kesendirian Setelah  I’tikaf 

Oleh Ahmad Zairofi AM dan Rahmat Ubaidillah

Mengakhiri Kesendirian Setelah  I’tikaf
Mengakhiri Kesendirian Setelah  I’tikaf


(Hal-21)  I’tikaf bagi Miftahuddin (31) adalah lompatan besar. Hidupnya berproses, tangga demi tangga bersama I’tikaf. Mulanya kesadaran, sesudah itu perasaan bergantung kepada Allah yang mendalam. Kesendiriannya sebagai seorang bujangan, pun ia akhiri dengan memintanya kepada Allah, melalui I’tikaf.

Kepada Tarbawi ia mengisahkan, bahwa sejak tahun 2002, ia sudah terbiasa melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan. Waktu itu, ia masih bekerja di daerah Citeurup pada bagian maintenance di sebuah pabrik yang cukup ternama. Kebiasaan i’tikaf itu karena pengaruh lingkungan tempat di mana ia kost. Bersama teman-teman satu kost, miftahuddin sering mengikuti pengajian rutin di Masjid terdekat. Dari situ rasa keislamannya tergugah. Ia tersadar, bahwa selama ini dirinya banyak melalaikan perintah Allah. Rasa dahaga terhadap pemahaman agama membuat Miftahuddin banyak membaca buku-buku Islam. Rajin menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah, termasuk sunnah i’tikaf.

Kamis, 15 Agustus 2024

Meminta Buah Hati di Malam-Malam I’tikaf

 

Meminta Buah Hati di Malam-Malam I’tikaf 

Oleh Ahmad Zairofi AM dan Purwanti 

Meminta Buah Hati di Malam-Malam I’tikaf
Meminta Buah Hati di Malam-Malam I’tikaf

   

(Hal-12)  Bagi Perempuan ini, bertutur tentang pengalaman I’tikaf membelah lagi segala perasaan hatinya. Betapa tidak, permintaannya untuk segera mendapatkan buah hati, terasa terkabul melalui I’tikaf. Tapi Bersama itu ada duka sangat mendalam: suaminya tidak sempat melihat kehadirn anak tercinta yang mereka  rindukan Bersama untuk segera hadir.

Rohimah Fadlah (31), seorang guru Sekolah Menengah Pertama, di Jakarta. Kala itu, belum lama menikah, menanti buah hati, dalam situasi rintisan kebersamaan membangun rumah tangga, rasanya Bahagia tak punya kesudahan kiranya. Sepertinya semua kisah ini baru saja mulai. Dan tiba-tiba begitu cepat harus selesai.

I’tikaf yang Membuka Pintu Rezeki

I’tikaf yang Membuka Pintu Rezeki 

Oleh  Purwanti    

I’tikaf yang Membuka Pintu Rezeki
I’tikaf yang Membuka Pintu Rezeki


(Hal-17)  Keyakinan akan janji Allah terus ia tempa. Bahwa seorang yang cacat seperti dirinya pun, pasti punya jalan lain untuk tetap mendapat rezeki. Sebab rezeki tak semata jatah orang-orang yang bertubuh sempurna.

Dadan Rusmawan (30), lelaki yang ditakdirkan cacat kedua kakinya itu meyakini, bahwa berkeluh kesah bukanlah penyelesaian. Maka ia mencoba menjalani keniscayaan hidup. Berusaha dan berusaha. Berdo’a dan berdo’a.

Kepada Tarbawi ia mengisahkan. “sejak tahun 1999, setiap kamis sore saya selalu menyempatkan diri untuk pergi ke pengajian pekanan di daerah Bandung Barat, di jalan Gegerkalong Girang, tepatnya di pesantren Daarut Tauhid. Perjalanan saya menuju lokasi sekitar satu jam dengan dua kali naik angkot. Jika kondisi fisik saya normal, tentu tidak masalah, tapi inilah kendalanya. Saya menderita cacat kaki sejak kecil. Ibu dan dokter saya juga tidak tahu penyebab pastinya. Tapi saya pasrah saja. Selama perjalanan itu saya ditemani kruk kayu untuk menopang kedua kaki saya ini.”

Selasa, 06 Agustus 2024

I’tikaf yang Membuka Pintu Rezeki

 

I’tikaf yang Membuka Pintu Rezeki 

Oleh  Purwanti    

I'tikaf Membuka Pintu Rezeki
I'tikaf Membuka Pintu Rezeki


(Hal-17)  Keyakinan akan janji Allah terus ia tempa. Bahwa seorang yang cacat seperti dirinya pun, pasti punya jalan lain untuk tetap mendapat rezeki. Sebab rezeki tak semata jatah orang-orang yang bertubuh sempurna.

Dadan Rusmawan (30), lelaki yang ditakdirkan cacat kedua kakinya itu meyakini, bahwa berkeluh kesah bukanlah penyelesaian. Maka ia mencoba menjalani keniscayaan hidup. Berusaha dan berusaha. Berdo’a dan berdo’a.

Kepada Tarbawi ia mengisahkan. “sejak tahun 1999, setiap kamis sore saya selalu menyempatkan diri untuk pergi ke pengajian pekanan di daerah Bandung Barat, di jalan Gegerkalong Girang, tepatnya di pesantren Daarut Tauhid. Perjalanan saya menuju lokasi sekitar satu jam dengan dua kali naik angkot. Jika kondisi fisik saya normal, tentu tidak masalah, tapi inilah kendalanya. Saya menderita cacat kaki sejak kecil. Ibu dan dokter saya juga tidak tahu penyebab pastinya. Tapi saya pasrah saja. Selama perjalanan itu saya ditemani kruk kayu untuk menopang kedua kaki saya ini.”

Hutang Yang Lunas Terbayar

 

Hutang Yang Lunas Terbayar 

Oleh Yenni Siswanti

Hutang Yang Lunas Terbayar
Hutang Yang Lunas Terbayar


(Hal-25)  I’tikaf bagi lelaki ini mungkin seperti hari pembebasan. Hutang, yang tadi menggelayuti pikirannya terlunasi. Pekerjaan baru menghampiri. Maka itu benar-benar saat yang baginya tak pernah bisa ia lupakan.

Abu Syamil, begitu ia memperkenalkan dirinya. Lelaki asal Madura ini menuliskan kisahnya untuk Tarbawi. Semula ia maksudkan untuk salah satu rubrik favorit Tarbawi, Kiat. Tapi Tarbawi sengaja hadirkan di Edisi ini, untuk melengkapi kisah mereka yang terkabulkan permintaannya melalui I’tikaf.

“Ini kisah yang tidak bisa saya lupakan. Banyak memberikan saya pelajaran hidup betapa Allah selalu mendengar do’a-do’a hamba-Nya,” begitu ia mengawali kisahnya.