Tampilkan postingan dengan label Kiat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiat. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Oktober 2024

I’tikaf Pertama Adik

 

I’tikaf Pertama Adik

I’tikaf Pertama Adik
I’tikaf Pertama Adik

(Hal-46) waktu itu sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Saya dan teman-teman biasanya janjian untuk beri’tikaf bersama di salah satu masjid terbesar di Jakarta. Tapi, saat hendak berangkat, adik perempuan saya waktu itu baru duduk di bangku SMP minta ikut i’tikaf. Atas izin ibu, akhirnya kami berangkat berdua.

Masjid waktu itu cukup ramai, apalagi ini malam ke 21. Setelah berwudhu, kami naik ke lantai dua, tempat khusus perempuan untuk beri’tikaf. Setelah shalat tarawih berjamaah, kami bergantian tilawah Al Qur’an. 

Sambil mendengarkan kajian, saya menjelaskan sedikit-sedikit tentang makna Ramadhan dan keutamaan I’tikaf. Saya bilang kalau nanti malam, sekitar 2 jam, akan ada shalat Tahajud berjamaah, renungan , dan dilanjutkan dengan sahur.

Selasa, 24 September 2024

I’tikaf Bersama Muallaf

 

I’tikaf Bersama Muallaf

I’tikaf Bersama Muallaf
I’tikaf Bersama Muallaf

(Hal-47) memasuki 10 hari akhir Ramadhan, saya bermaksud untuk I’tikaf setelah beberapa waktu berkutat dalam pekerjaan. Seorang ibu paruh baya berjilbab, berpakaian rapi dan berwajah khas wilayah timur berdiri di samping saya terlihat gelisah. Daripada melamun akhirnya saya putuskan untuk menyapa dan sedikit mengobrol. Ternyata Bu Nur, begitu ia memperkenalkan diri kebetulan juga sedang menuju tempat yang sama.

Pembicaraan terus bergulir. Ia dan suaminya telah I’tikaf sejak hari pertama Ramadhan dan hanya sesekali keluar masjid untuk kepentingan mendesak. “Hebat sekali!” begitu pikir saya. Rasa takjub saya tak terhenti sampai di situ. Setelah kami terdiam beberapa lama, Bu Nur berucap lirih,”Sebenarnya saya muallaf...”

Rabu, 21 Agustus 2024

Tidak Jadi Berangkat Karena Lupa

 

Tidak Jadi Berangkat Karena Lupa

 

Tidak Jadi Berangkat Karena Lupa

Tidak Jadi Berangkat Karena Lupa

 


(Hal-39) Dewasa ini handphone sangat diperlukan keberadaannya, apabila kita lupa membawanya akan mengganggu kelancaran urusan. Hal ini pernah saya alami saat ditugaskan untuk perjalanan dinas keluar kota. Waktu itu kami berangkat rombongan menggunakan mobil dinas. Sebelum berangkat kami janjian untuk kumpul di kantor besok pagi sekitar pukul 06.30 WIB, agar tidak kesiangan. Karena daerah yang di tuju searah dengan lokasi rumah, saya mengajukan usul tidak ikut kumpul di kantor tapi menunggu di jalan dan kami sepakat bahwa saya akan menunggu di dekat gerbang tol.

Nama yang Terlupakan

 

Nama yang Terlupakan

 

Nama Yang Terlupakan

(Hal-38) Kejadiannya berawal Ketika saya mau mudik. Saat itu kebetulan satu bus dengan kakak Tingkat di kampus. Wajah beliau begitu familiar. Beliau sering mengisi kegiatan keputrian di salah satu organisasi di kampus. Saya dan si mbak ini memang jarang mengobrol. Hanya saling sapa saat berpapasan di kampus. 

Di dalam bus saya duduk di sebelahnya. Kebetulan kami juga satu propinsi, tetapi beda kota. Perjalanan kami penuh dengan obrolan ringan. Seputar kegiatan kampus dan keluarga. Sebenarnya, saya lupa nama beliau, tetapi saya malu bertanya ulang siapa Namanya. Masa  nggak  ingat sih sama nama kakak tingkat? Obrolan kita pun terus berjalan seiring konsentrasi saya mengingat namanya.

Jumat, 16 Agustus 2024

Pilihan Allah Tidak Pernah Salah

 

Pilihan Allah Tidak Pernah Salah

Pilihan Allah Tidak Pernah Salah


(Hal-43) Sejak kecil hingga tamat SMU aku tidak pernah bermimpi ataupun bercita-cita menjadi seorang guru Bahasa Arab. Tapi itulah profesiku sekarang. Tahun 2003 saya tamat SMU, dan ikut tes di salah satu Perguruan Tinggi. Namun saya sangat terkejut ketika melihat hasil pengumuman, yang mana namaku tercantum sebagai salah satu seorang mahasiswi jurusan Bahasa Arab.

 Awalnya saya sangat kecewa, karena saat mengisi formulir pendaftaran saya sebenarnya hanya iseng menulis Bahasa Arab sebagai pilihan terakhir, taoi ternyata malah diterima. Saat itu saya merasa tidak sanggup menjadi mahasiswi jurusan Bahasa Arab karena latar belakang pendidikan umum. Tapi orang tua dan keluarga sangat mendukung, mereka selalu berpesan bahwa inilah pilihan Allah yang terbaik untuk saya dan tidak ada orang pintar tanpa belajar.

Rabu, 14 Agustus 2024

Belajar Dari Uang Recehan

 

Belajar Dari Uang Recehan

Belajar Dari Uang Recehan
Belajar Dari Uang Recehan


(Hal-42) Sudah dua tahun ini saya memulai usaha jualan pulsa di rumah. Alhamdulillah pelan-pelan usaha mulai ramai. Meskipun kemudian banyak yang membuka usaha yang sama di sekitar kami tapi kami yakin bahwa Allah SWT tak pernah tertukar memberi rezeki pada makhluk-Nya.

Yang sering jadi kendala kami adalah sulitnya mendapatkan uang pecahan receh untuk kembalian. Terkadang kami keliling toko kelontong atau grosiran untuk menukarkan uang receh. Atau tak jarang tetangga kami yang juga suka berjualan suka menukarkan uang receh beliau tidak mau. Kesal dan tak jari kami ngomel-ngomel sendiri, sampai suatu ketika dengar sebuah nasehat bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan atau pertolongan Allah, mudahkanlah/tolonglah urusan orang lain maka Allah akan memudahkan urusanmu.

SMS Ramadhan

 

SMS Ramadhan

SMS Ramadhan
SMS Ramadhan


(Hal-38) saat memasuki awal bulan Rajab, saya mendapat sebuah SMS yang isinya,

“Tempat tenang itu sangat dekat dengan kita, hati yang selalu ingat akan Allah itulah tempatnya, Marhaban ya Rajab wa Sya’ban. Tingkatkan ibadah tuk hadapi Ramadhan. Hidupkan malam dengan shalat lail, banyak puasa dan jaga hati, telinga, mata, lisan dan waktu kita. Ku genggam erat Ramadhan kali ini, karena mungkin esok aku telah tiada,…”

Saat itu saya langsung menangis setelah membaca SMS tersebut. Ada sesuatu yang menohok dan telah menyadarkan saya. Allahu Rabbi … Saya merasa malu. Saya sampai lupa bahwa saat itu sudah bulan Rajab dan Ramadhan sebentar lagi tiba. Bahkan saat itu saya merasa sedang jauh dengan Allah, saya benar-benar menangis.

Akhirnya saya bertekad dalam hitungan waktu yang tersisa saya harus mempersiapkan Ramadhan saya. Walaupun saya merasa sudah terlambat tapi itu lebih baik daripada tidak saya persiapkan sama sekali.

Minggu, 28 April 2024

Saat Jenuh Tiba

 

Saat Jenuh Tiba

 

(Hal-39) Ramadhan tiga tahun lalu adalah Ramadhan yang cukup berkesan buat saya. Saat itu saya merasa berada dalam  kondisi yang ‘menyedihkan’. Kerjaan tidak kunjung datang, jodoh tak kunjung datang, teman-teman sibuk dengan urusan masing-masing. Pada satu titik saya merasa putus asa, kesepian dan tidak tahu apa yang menjadi tujuan hidup ini.

Saat Jenuh Tiba

Suatu hari, seorang teman mengingatkan tentang perubahan fisik dan mental yang saya alami akibat berkubang dengan masalah dan kejenuhan. Saya terlihat lebih tua, rapuh, tidak  konsentrasi dan sebagainya. Saya sadar saya harus bangkit. Teman say aitu berkata bahwa saya punya potensi yang  bisa dikembangkan yaitu dalam bidang tulis menulis.

Saat Ramadhan datang, saya makin terpacu untuk berbenah diri. Dengan segala keutamaan Ramadhan, saya berusaha untuk beribadah dengan benar dan berkarya dengan sungguh-sungguh. Siapa yang menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya begitu kata hati saya. Akhirnya saya mulai mencoba menulis untuk mengatasi kejenuhan saya. Alhamdulillah, dalam waktu satu bulan saat Ramadhan saya dapat menyelesaikan satu buah novel yang akan saya ikut sertakan dalam sebuah lomba. Mungkin bagi penulis seniormembuat novel sangat mudah  dan bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Tidak bagi saya penulis pemula. Walau tidak menang lomba, di kemudian hari novel saya akhirnya dipublikasikan juga.