Pilihan Allah Tidak Pernah Salah
(Hal-43) Sejak kecil hingga tamat SMU aku tidak pernah bermimpi ataupun bercita-cita menjadi seorang guru Bahasa Arab. Tapi itulah profesiku sekarang. Tahun 2003 saya tamat SMU, dan ikut tes di salah satu Perguruan Tinggi. Namun saya sangat terkejut ketika melihat hasil pengumuman, yang mana namaku tercantum sebagai salah satu seorang mahasiswi jurusan Bahasa Arab.
Awalnya saya sangat kecewa, karena saat mengisi formulir pendaftaran saya sebenarnya hanya iseng menulis Bahasa Arab sebagai pilihan terakhir, taoi ternyata malah diterima. Saat itu saya merasa tidak sanggup menjadi mahasiswi jurusan Bahasa Arab karena latar belakang pendidikan umum. Tapi orang tua dan keluarga sangat mendukung, mereka selalu berpesan bahwa inilah pilihan Allah yang terbaik untuk saya dan tidak ada orang pintar tanpa belajar.
Pada
semester awal, saya merasa sangat stress mengikuti kuliah apalagi melihat
teman-teman banyak yang sudah fasih berbahasa Arab. Tapi kalau ingat pesan
orang tua saya jadi lebih semangat menjalani hari-hari sebagai mahasiswi,
apalagi saya kuliah di rantau orang. Alhamdulillah dengan bekerja keras
dan meminta pertolongan-Nya, saya merasa perjalanan kuliah menjadi mudah dan
saat saya beranjak semester 5, saya “di minta” menjadi seorang guru di sebuah
Lembaga Pendidikan Bahasa Arab, yang mana para santriwan/I disana mayoritasnya
adalah anak kuliahan (mahasiswa). Dan ketika saya mulai non aktif kuliah
(semester 8) saya di angkat menjadi kepala asrama di lembaga tersebut hingga
sekarang.
Baca Juga: Profesional
Saya menjadi
semakin yakin bahwa setiap usaha yang mengikut sertakan Allah, maka hasilnya
sangat menakjubkan dan saya juga menjadi sangat bersyukur karena terpilih
menjadi mahasiswi jurusan Bahasa Arab. Ternyata pilihan Allah itu sangat indah.
(Syakira al-Hasby, NAD)
Majalah Tarbawi Edisi 212 Th. 11, Syawak 1430 H, 8 Oktober
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar