Rabu, 14 Agustus 2024

Belajar Dari Uang Recehan

 

Belajar Dari Uang Recehan

Belajar Dari Uang Recehan
Belajar Dari Uang Recehan


(Hal-42) Sudah dua tahun ini saya memulai usaha jualan pulsa di rumah. Alhamdulillah pelan-pelan usaha mulai ramai. Meskipun kemudian banyak yang membuka usaha yang sama di sekitar kami tapi kami yakin bahwa Allah SWT tak pernah tertukar memberi rezeki pada makhluk-Nya.

Yang sering jadi kendala kami adalah sulitnya mendapatkan uang pecahan receh untuk kembalian. Terkadang kami keliling toko kelontong atau grosiran untuk menukarkan uang receh. Atau tak jarang tetangga kami yang juga suka berjualan suka menukarkan uang receh beliau tidak mau. Kesal dan tak jari kami ngomel-ngomel sendiri, sampai suatu ketika dengar sebuah nasehat bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan atau pertolongan Allah, mudahkanlah/tolonglah urusan orang lain maka Allah akan memudahkan urusanmu.

Dari nasehat tersebut saya mulai mencoba untuk Ikhlas dan yakin serta optimis bahwa Allah akan memudahkan urusan saya apalagi hanya sekadar kembalian uang recehan. Mulai saat itu kami mencoba untuk tidak menggerutu dan melayani uang kembalian receh dan saat ada yang menukarkan kembalian receh dan saat ada yang menukarkan uang menjadi uang receh kami mencoba untuk melayaninya. Meski pada awalnya karyawan saya agak menggerutu namun akhirnya mulai menerima.

Baca Juga: Sapardi Djoko Damono dan Pencarian yang TidakPernah Selesai

Alhamdulillah Allah yang tidak pernah ingkar janji memberi kemudahan bagi kami, meskipun yang kami lakukan hanya memudahkan orang lain untuk mendapatkan uang receh. Sekarang kami menjadi sangat jarang menukarkan uang receh. Ada saja jalan dari Allah saat kami tidak punya uang recehan tiba-tiba ada yang datang menukarkan uang celengannya. Meskipun hanya sekadar memudahkan urusan uang receh kepada orang lain ternyata Allah segera memudahkan urusan kita. Apalagi jika kita memudahkan urusan yang lebih besar pasti Allah juga akan lebih memudahkan kita.

 

(Nafila, Bogor)



 Majalah Tarbawi Edisi 212 Th. 11, Syawak 1430  H, 8 Oktober  2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar