Selamat
Jalan Saudari-Saudariku
Selamat Jalan Saudari-Saudariku
Selamat jalan saudari-saudari kami, Langkah-langkahmu menyadarkan kami
tentang kesempatan hidup, arti keseriusan dan kesungguhan dalam berjihad,
pengorbanan harta, raga, bahkan jiwa ....
(Hal 28) Dihadiri sekitar 400 orang kader Partai Keadilan, Ahad malam (18/4),
dilaksanakan tabligh Akbar, temu kader dan peresmian DPC Partai Keadilan Muara
Rupit Musi Rawas Sumsel.
Usai acara, sekitar pukul 21.30 WIB, kami, rombongan kader dari lubuk linggau meninggalkan tempat dengan menggunakan 3 mobil mikolet. Sekitar pukul 23.00 kami sudah berada di jalan Lintas Sumatera km 9, Desa Sumberagung, Kecamatan Ulu Trawas Mura, sekitar 50 km dari kota Lubuk Linggau.
Malam Berselimut Duka
Pada saat itulah, rombongan mobil kedua mengalami kecelakaan. Mikrolet bernomor polisi BG 2619 HA yang dikemudikan Edisah Muktar (32) melaju dengan kecepatan tinggi menghindari mobil dari arah depan. Seperti kehilangan kendali, mobil tersebut menabrak bagian belakang colt diesel bernomor BD 4149 AB yang sedang parkir di pinggir jalan karena mengalami kerusakan.
Baca juga: Seperti Burung yang Serius Menjalani Hidup
Tanpa rambu apa pun di belakangnya, di jalur antar kota yang
biasanya dilewati kendaraan berkecepatan tinggi itu, memang berbahaya. Pada saat kejadian, mobil truk itu kosong
ditinggalkan oleh sopir dan kernetnya.
Akibat tabrakan tersebut, bagian depan mikrolet yang
ditumpangi hancur ringsek dan masuk ke bagian belakang mobil truk dua orang
kader Partai Keadilan, meninggal seketika. Mereka adalah Khairuzani Haniah bin
Hariansyah, bayi usia usia 3 tahun, dan Yuli bin Dolah (23) pengajar SD Pondok
Pesantren ittihadul Ulum. Keduanya meninggal setelah kepalanya mengalami
benturan keras.
Sementara Baiti Susila (32), ibu dari Khairuzani,
meninggal tidak lama setelah kejadian dan sempat disadarkan oleh suaminya,
Hariansyah (32), Deputi Hukum dan Politik DPW Partai Keadilan Sumatera Selatan.
Beberapa penumpang lain yang luka parah segera dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Lubuk Linggau. Dan, satu lagi, kader Partai Keadilan menyusul Rabb-Nya setelah beberapa saat dirawat. Ia adalah siti Khoiriyah (21).
Pegawai ahli gizi
Puskesmas Muara Rupit ini mengalami luka terparah. Kedua kakinya hancur.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, wanita muda ini sempat meninggalkan
banyak pesan kepada beberapa orang yang mendampinginya. Innalillahi wa inna ilahi raji’un. Sejumlah
korban lainnya alhamdulillah selamat, setelah diberi pertolongan di RSU
Lubuk Linggau.
Senin (19/4) pukul 11.00 jenazah Siti Khoiriyah
binti Khotam diberangkatkan ke Jakarta menggunakan ambulance RSU Lubuk Linggau untuk
diserahkan lebih dahulu pada orangtuanya. Sementara jenazah Yuli binti Dolah,
diberangkatkan dari rumah kediaman jalan Yos Sudarso dan dimakamkan di
pemakaman Umum Talang Jawa.
Baca Juga: Dosa Yang Terus Mengalir
(Hal 29) pukul 13.00 jenazah Baiti
Susila binti Hasan Basri, dan anak satu-satunya Khairuzani Hania binti
Hariansyah diberangkatkan dari kantor DPD Partai Keadilan Kabupaten Musi Rawas,
jln Yos Sudarso, Toba Pingin, Lubuk Linggau untuk dimakamkan di pekuburan Taba
Pingin. Keduanya dimakamkan dalam satu liang lahat.
Baiti Susila binti Hasan Basri (32)
Adalah ibu muda yang wafat Bersama puterinya, syahidah kecil, khaizurani Haniah, usia tiga tahun. Khaizurani adalah buah hati pernikahannya dengan Hariansyah (32) pengurus Deputi Hukum dan Politik DPW Partai Keadilan Sumatera Selatan. Baiti Susila dengan setia mendampingi suami tercinta dalam suka dan duka, mengarungi bahtera kehidupan yang penuh ombak, kesulitan dan tantangan.
Ia setia mendampingi suaminya saat harus hijrah dari kota Palembang ke kota Lubuk Linggau beberapa waktu lalu. Ummu Haniah, begitu almarhum biasa dipanggil, memiliki keterampilan menjahit. Dari keterampilan itu, ia biasa membabtu membiayai kebutuhan hidup keluarganya. Ia juga tabah dan gigih membesarkan anaknya menjadi anak shalihah.
Bahkan hingga saat malaikat mencabut
nyawanya, ia masih dalam keadaan mendekap sang buah hati yang sedang tidur
pulas dalam perjalanan pulang yang melelahkan dari Desa Noman Muara Rupit
menuju kota Lubuk Linggau. Sementara wajah dan jilbabnya telah berlumuran
darahnya sendiri. Tidurnya Haniah adalah tidur untuk selamanya, dalam dekapan
dan buaian ibu tercinta.
Alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah ini giat berdakwah. Dukungannya terhadap berbagai aktivitas dakwah suami juga sangat besar. Apalagi menyangkut acara-acara Partai Keadilan, begitu besar andilnya. Hari-hari akhir perjalanan hidupnya, telah meninggalkan berbagai aktivitas dakwah dan rencana lainnya.
Almarhumah aktif mengisi pengajian ibu-ibu, membuat
makanan empek-empek, membuat bahan yang siap dijadikan bendera Partai Keadilan,
dan berbagai rencana lainnya yang hanya Allah yang mengetahui isi hatinya ...
Khaizurani Haniah binti Hariansyah (3)
Partai Keadilan! Allahu Akbar! Suara lantang itu keluar dari mulut mungil sang syahidah kecil, buah cinta Hariansyah dan Baiti Susila. Hasil didikan merekalah yang telah menjadikan anak ini aktif mengagungkan kalimat Allah dalam berbagai momen Partai Keadilan.
Baca Juga: Ucapkanlah “Alhamdulillah......”
Jangan dipancing dengan kata-kata Partai Keadilan, bisa dipastikan ia akan menjawab dengan kata-kata ”Allahu Akbar” dengan semangat, sambil mengepalkan tangan mungilnya. Khairuzani masih duduk di bangku TK. Menurut Ibu gurunya, Khairuzani merupakan salah satu anak didik yang paling ia sayangi. Ia adalah anak yang dinilai paling aktif dalam belajar.
Suatu ketika, saat masih di Palembang, dalam perjalanan bersama
keluarga melintasi tiang listrik ia bertanya pada bibinya yang duduk di
sampingnya, ”Itu gambar apolah ....? Kebetulan yang ditanya belum tahu,
maka spontan dijawabnya,”itu partai keadilan, partai kami itu ...”, jawabnya
polos.
Yuli binti Dolah (23)
Ukhti Yuli adalah generasi pendukung dakwah di kota
Lubuk Linggau. Tapi baru atau lamanya seseorang aktif dalam dakwah bukan selalu
menjadi ukuran akan komitmen dan semangat perjuangannya membela dakwah.
Karenanya, Ukhti Yuli ini, walau terbilang baru, semangat pengorbanannya telah
sangat besar.
Almarhumah adalah pengajar SD Pondok Pesantren Ittihadul Ulum Lubuk Linggau. Bisa (Hal 30) dibayangkan, betapa
kehilangannya murid-murid kesayangannya. Bersama keluarga semasa hidupnya,
almarhumah tinggal di Jawa Kiri I, Lubuk Linggau Timur. Saat terjadi musibah,
tubuhnya terbentur keras pada dinding batas supir. Ketika itu pula darah segar
membanjiri jilbabnya, dan secepat itu pula Allah mengambil ruhnya.
Siti Khoiriyah binti Khotam (21)
Ia datang dari Jakarta ke Lubuk Linggau dalam rangka
mengabdikan diri di Puskesmas Muara Rupit sebagai tenaga ahli gizi. Dalam
mobil, almarhumah duduk bersebelahan dengan Baiti Susila yang duduk di samping
supir, di pinggir pintu mobil. Tak heran kalau ia adalah korban yang kondisinya
terparah.
Ukhti, izinkan kami memberi julukan kepadamu muslimah qowiyah (Muslimah yang kuat). Betapa tidak, pada saat kakimu semua dalam keadaan hancur, tak sedikitpun keluar keluhan atau rintihan dari mulutmu.
Dan ketika badanmu diangkat, sementara kedua kakimu terkulai tanpa berbentuk , engkau ucapkan justru ”Allahu Akbar”, dan ”Laa ilahaa illallah”, ...” Dan semakin lantang engkau ucapkan kalimat tauhid itu. Mungkin engkau tidak tahu, bahwa mata kami saat itu telah basah oleh air mata. Tapi yang terlihat dari wajahmu justru senyum, ketabahan dan keikhlasan.
Baca Juga: Biarkan Airnya Menetes
Dalam perjalanan ke RSU Lubuk Linggau hingga
dirawat, banyak hal yang masih sempat engkau sampaikan sebelum menghadap Ilahi.
Pesan-pesan terakhirmu menggugah hati sekaligus
menyadarkan kami. Ada haru membiru, ada duka mendalam, tetapi semangat
menggelora di dalam dada. Itulah yang membuat kami sesak amat sangat.
Bait demi bait ucapan terakhirmu akan selalu
mengiringi langkah perjuangan kami. Menjelang penghabisan nafasmu, engkau
mengatakan, ”Mak dan Abah ridhoi Ria ya.... jika ada kata-kata kasar ridhoin
Ria ya. Akhi teruskan ya ... (tanpa menjelaskan maksudnya) tolong tutup aurat
saya ... Saya mau istirahat ...
Diterima Tarbawi dari seorang kader DPW PK Sumsel.
Wallahu a’lam bishawab.
Majalah Tarbawi, Edisi 002 Th.I, Rabiul Akhir 1420, 20 Juli 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar