Mengapa Saya Memuat Video Resume Buku di Channel
YouTube
Oleh: Eddy Syahrizal
Assalamualaikum Wr Wb
Saya Eddy
Syahrizal. Sejak muda, saya jatuh cinta pada buku—membaca membuat saya
mengenal dunia, memahami hidup, dan memperbaiki diri.
Saya masih ingat pertama kali jatuh cinta pada buku. Ada semacam keheningan yang mengalir saat membuka halaman pertama, seperti membuka pintu menuju dunia yang tak terbatas. Dari buku, saya belajar memahami kehidupan, memaknai perjalanan, dan melihat dunia dengan cara yang berbeda. Tapi ada satu pertanyaan yang terus menghantui: apa yang akan saya tinggalkan setelah membaca begitu banyak buku?
Pertanyaan itu yang akhirnya membawa saya ke sebuah
keputusan sederhana namun berarti: memuat video resume buku di Channel
YouTube. Bagi sebagian orang, itu mungkin tampak sepele. Namun bagi saya,
ini adalah amal jariyah—ilmu yang terus mengalir, bahkan ketika kelak
saya sudah tidak ada lagi. Setiap resume buku adalah secuil cahaya yang, saya
berharap, dapat terus menyinari orang lain.
Video-video itu juga saya pandang sebagai dokumentasi
perjalanan pemikiran saya. Setiap buku yang saya baca adalah catatan
perjalanan batin—tentang bagaimana saya belajar, berubah, dan mencoba memahami
dunia. Ini bukan hanya rekam jejak literasi, tetapi juga cermin pertumbuhan
pribadi saya dari waktu ke waktu.
Saya pun ingin meninggalkan sesuatu untuk anak
keturunan saya. Kelak, ketika mereka bertanya, “Ayah dulu seperti apa?”,
mereka bisa menemukan jejaknya di sana: seorang ayah yang mencintai ilmu, yang
percaya bahwa membaca adalah bagian dari ikhtiar memperbaiki diri dan
memperjuangkan kebaikan. Saya ingin mereka tahu, bahwa membaca bukan sekadar
hobi, tetapi warisan nilai.
Di sisi lain, saya sadar bahwa Gen Z adalah
generasi yang akrab dengan media digital namun sering jauh dari kebiasaan
membaca buku. Selama ini, aktivitas saya memang dekat dengan anak-anak muda,
baik di kampus maupun di sekolah, sehingga saya melihat langsung tantangan
mereka dalam mengelola waktu, fokus, dan minat literasi. Maka saya ingin
menjembatani dunia buku dengan cara yang mereka kenal: lewat video yang
singkat, padat, dan komunikatif. Saya ingin mereka menemukan kembali keseruan
membaca, seperti yang pernah saya rasakan dulu.
Langkah ini bukan hal baru bagi saya. Saya pernah berjuang
di dunia literasi melalui Forum Lingkar Pena (FLP) Riau dan Gerakan
Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Riau. Namun kali ini, perjuangan itu menemukan
bentuk baru—lebih sederhana, lebih digital, dan lebih dekat dengan generasi
sekarang.
Saya juga ingin menjadikannya sebagai sarana
silaturahim. Dengan YouTube, saya berharap dapat memperluas jaringan
persaudaraan, membangun ruang diskusi, dan saling menguatkan dalam perjalanan
ilmu. Bagi saya, literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga
tentang membangun jejaring kebaikan yang memberi dampak nyata.
Mengapa YouTube? Karena saya ingin konten ini tidak hanya viral sesaat,
tetapi berumur panjang dan mudah diakses kapan saja. YouTube
memungkinkan saya menyusun playlist tematik, sehingga orang bisa mengikuti
perjalanan pemikiran saya dengan rapi dan berurutan. Dibanding TikTok atau
Instagram yang cenderung bersifat cepat dan sementara, YouTube memberi ruang
lebih luas untuk menyajikan pembahasan yang mendalam, lengkap dengan visual
pendukung dan catatan penting dari buku yang saya baca. Saya ingin setiap video
bukan sekadar konten hiburan, tetapi arsip ilmu yang bisa diakses siapa saja
dan kapan saja, bahkan bertahun-tahun ke depan.
Selama perjalanan ini, saya banyak mendapat masukan
dan dorongan dari para sahabat dan rekan sesama aktivis, termasuk adik-adik
di Lembaga Dakwah Kampus dan KAMMI Riau. Mereka yang selalu mengingatkan saya
untuk tidak berhenti berbagi dan terus konsisten dalam gerakan literasi.
Dukungan merekalah yang membuat langkah sederhana ini terasa lebih bermakna dan
memberi saya keyakinan bahwa gerakan kecil ini layak untuk diperjuangkan
bersama.
Pada akhirnya, semua ini bukan tentang saya seorang. Ini
tentang meninggalkan jejak kebaikan, tentang membangun budaya membaca, dan
tentang menjaga api literasi agar tidak padam di tengah generasi yang serba
cepat. Buku mengubah saya, dan lewat video resume sederhana ini, saya berharap
ia juga mengubah orang lain.
Ini video perdana saya, Insha Allah Video pertama saya
akan memilih sebuah buku yang berjudul Life Begin at 40 Buah Karya DR. Muhammad Musa Syarif.
Wassalamualaikum Wr Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar