Rabu, 05 Juni 2024

Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju

 

Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju

Oleh DR. Ali Al Hammadi

 

(Hal-70) Pribadi yang ingin memiliki daya pengaruh, harus fokus terhadap beberapa hal penting. Pertama, terkait bagaimana konsep dirinya. Kedua, apa karakter pengaruh yang diinginkannya. Ketiga, apa sarana utama yang akan ia gunakan untuk memberi pengaruh. Keempat, apa target pengaruh yang diinginkan. Kelima, Apa rincian program yang diyakini bisa mencapai target pengaruh yang diinginkan. Dengan kata lain, kemana arah yang akan ia tempuh.

Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju
Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju

Inilah bekal pertama yang paling efektif untuk bisa memberi pengaruh. Yakni konsep diri, atau bagaimana seseorang memandang dan menilai dirinya sendiri. Orang yang tidak memiliki konsep diri tidak akan bisa menetapkan arah tujuan yang ingin dicapainya. Ia ibarat orang yang terkatung-katung dalam hidup ini dan akan mudah terpuruk oleh rintangan yang pasti dijumpainya. Bukan hanya itu, perjalanannya yang ditempuhnya pun akan dirasa semakin panjang. Bisa jadi, ia tidak sadar bila ia hanya berputar-putar di poros yang sama, tanpa melakukan pekerjaaan yang banyak dan panjang, tapi hasilnya sama seperti ia memulai pekerjaan itu.

Rasulullah saw adalah orang yang memiliki konsep diri yang baik, sehingga ia selalu memiliki perencanaan, arah tujuan dan tahapan perjalanan yang akan ditempuhnya. Perhatikanlah bagaimana wasiat dan tahap-tahap yang disampaikannya kepada Mu’adz bin Jabal radhiallahu (Hal–71) saat Mu’adz diutus ke negeri Yaman mendakwahkan penduduknya agar beriman kepada Allah SWT dan menentukan hukum atas mereka. Dalam himpunan hadits yang panjang itu, Rasulullah Saw memerintahkannya dengan sejumlah langkah praktis. Pertama, agar ia mendakwahi ahlul kitab dan menegakkan hukum Allah Swt diantara mereka. Kemudian, memerintahkannya agar mereka diseru menegakkan semua rukun Islam. Lalu rasulullah Saw memperingatkannya untuk tidak bertindak zalim karena kezaliman itu adalah kegelapan di hari kiamat dan karena do’a orang yang zalimi akan ditolong oleh Allah swt.

Baca Juga : Seperti Burung Yang Serius Menjalani Hidup 

Dari Mu’adz radhiallahu anhu, berkata,

”Sesungguhnya engkau akan mendatangi kelompok ahlul kitab, maka ajaklah mereka untuk bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah swt mewajibkan pada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Bila mereka mentaati hal ini, beritahu lagi pada mereka bahwa Allah swt mewajibkan pada mereka bahwa Allah swt mewajibkan mereka untuk mengeluarkan zakat yang diambil dari kalangan kaya diantara mereka untuk kaum miskin. Dan bila mereka mentaati hal ini, hati-hatilah engkau terhadap harta milik mereka, dan takutlah engkau dengan do’a orang yang dizalimi, karena do’a itu tidak akan ada pembatasnya dengan Allah Swt. “

Rasulullah saw memiliki pandangan yang jelas dalam hadits ini, pandangan yang fokus, definitif, yang disampaikan dan dijelas kepada sahabat bila ada kesempatan untuk hal itu.

Cermatilah bagaimana kisah penggalian perang khandaq dalam hadits yang diriwayatkan imam Ahmad. Ketika Rasulullah saw memerintahkan penggalian khandaq, ternyata ada sebongkah batu yang sangat besar menghalangi penggalian itu. Lalu Rasulullah bangkit mengambil kapak tanah dan meletakkan mantelnya di ujung parit, dan berkata:

”Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Rasulullah Saw menghantamkan palu godam sebanyak tiga kali hingga batu itu terbelah tiga. Dan setiap pukulan Rasulullah Saw, terpancar kilat. Salman Al Farisi yang melihat  hal itu bertanya,”Wahai Rasulullah, ketika engkau memukul batu itu, saya melihat kilat memancar.”

Rasulullah Saw bersabda,”Ketika aku memukul itu, ditampakkan kepada saya kota-kota Kisra Persia dan sekitarnya serta sejumlah kota besarnya hingga aku melihatnya dengan kedua mataku .... kemudian aku memukul lagi kedua kalinya, dan ditampakkan kepadaku kota-kota Kaisar Romawi dan sekitarnya hingga aku melihatnya dengan kedua mataku .... kemudian pada pukulan ketiga, ditampakkan kepadaku negeri Ethiopia dan desa-desa sekitarnya hingga aku melihatnya dengan kedua mataku.” Lalu Rasulullah Saw mengatakan,”Biarkanlah Ethiopia (Habasyah) selama mereka membiarkan kalian, dan tinggalkanlah Turki selama mereka meninggalkan kalian.”

Baca Juga : Ucapkanlah Alhamdulillah

Sepeninggal Rasulullah saw, terjadilah apa yang (Hal-71) diberitakan oleh beliau. Kedua negara adikuasa masa itu berhasil ditaklukkan kaum muslimin, dengan izin Allah Swt. Untuk menjelaskan korelasi hadits ini terkait sejumlah fokus yang harus dimiliki siapapun yang ingin berdaya pengaruh dasar:

Pertama, visi yang harus dimiliki tidak lain bertolak dari bagaimana pandangan anda sendiri terhadap masa depan. Dan ini terkait dengan bagaimana anda memandang diri anda sendiri atau yang disebut konsep diri.

Kedua, tulislah visi dan target yang anda inginkan itu berikut langkah-langkahnya hingga anda sangat menghafalnya. Jadikan semua visi dan target itu ada dalam pikiran anda secara terus-menerus, dimana anda bisa membacanya dan tidak dapat mengandalkan ingatan saja. Sebuah tulisan memiliki energi yang mensuplai penulisnya untuk bisa komitmen mewujudkan apa yang ditulis. Dahulu orang-orang mengatakan,”Ilmu itu ibarat hewan buruan dan tulisan adalah pengikatnya.”

Dan kini sejumlah kajian ilmiah menunjukkan bahwa 80% dari orang-orang yang memiliki target secara definitif dan tertulis, berhasil mencapai target yang diinginkannya. Sementara hanya 20% saja dari orang-orang yang menginginkan sesuatu tanpa tertulis, bisa mencapai keinginannya. Selebihnya gaga. Kajian lain juga menyebutkan bahwa hanya 2% saja orang yang mempunyai target secara tertulis. Dan 14% memiliki target tapi tidak tertulis. Sementara 84% lainnya tidak memiliki target apa-apa, lalu menjalani hidup seperti air yang mengalir.

Ketiga, fokus pada satu bidang atau maksimal dua bidang yang anda spesialis di dalamnya. Waspadai anda tidak terjerumus pada sosok generalis, yang memasuki banyak bidang tanpa memiliki spesialisasi.

Keempat, tetapkan prioritas anda dengan jelas. Jangan sampai anda menjadikan semua pekerjaan dan perhatian anda sebagai prioritas, sehingga prioritas sebenarnya menjadi hilang.

Kelima, visi yang anda miliki harus menggabungkan antara unsur realitas dan obsesi. Realitas maksudnya visi itu mungkin dicapai dan bukan sesuatu yang bersifat khayalan. Obsesi berarti anda memiliki kekuatan dan tertantang untuk lebih serius dan sungguh-sungguh mewujudkan misi itu.

Keenam, jagalah agar anda selalu memiliki indikator kesuksesan yang terwujud dalam lima hal: fokus dan jelas, terukur, disetujui, realistis dan time schedule yang rinci.

Ketujuh, anda tidak cukup memiliki visi yang jelas dan target atau misi yang cerdas. Anda harus mengikuti program yang jelas dalam bentuk mampu merealisir target-target itu. Anda memerlukan sejumlah hal penting untuk mendukung misi anda sebagai supporting system, kebutuhan membuat sebuah institusi, merekrut staff atau orang yang bisa membantu, memperdalam skill tertentu, termasuk mempersedikit waktu tidur. Artinya anda harus siap mengubah agenda rutin anda mencapai misi itu.  ***

Baca Juga : Biarkan Airnya Menetes 


 DR. Ali Al Hammadi adalah kombinasi antara trainer sekaligus da’i. komitmen Islamnya yang kuat sekaligus penguasaan ilmu manajemen mengantarkannya menjadi pakar HRD terkenal di sejumlah negara Islam. Selain pendiri sekaligus Direktur Creative Thinking Center, Dubay, UEA, ia juga mengepalai Lembaga Ad Daqiqah Al Wahidah Center, UEA

Sejalan dengan kompetensinya, ia memimpin Leadership Training and Consulting centre dan mengasuh Islamtime.net meraih gelar Bachelour Teknik di North Carolina University, AS 1982, kemudian gelar S3 Manajemen di Wales University, Inggris tahun 1991. Tahun 1997 ia mendapatkan gelar diploma NLP (Neuro- Linguistik Programming).

Rubrik ini diselenggarakan atas lisensi DR. Ali Al Hammadi, saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu.

 Majalah Tarbawi Edisi 187 Th. 10, Ramadhan 1429  H, 11 September  2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar