Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju
Oleh DR. Ali
Al Hammadi
(Hal-70) Pribadi
yang ingin memiliki daya pengaruh, harus fokus terhadap beberapa hal penting. Pertama,
terkait bagaimana konsep dirinya. Kedua, apa karakter pengaruh yang
diinginkannya. Ketiga, apa sarana utama yang akan ia gunakan untuk memberi
pengaruh. Keempat, apa target pengaruh yang diinginkan. Kelima, Apa rincian
program yang diyakini bisa mencapai target pengaruh yang diinginkan. Dengan
kata lain, kemana arah yang akan ia tempuh.Tetapkan
Arah yang Ingin Anda Tuju
Inilah bekal pertama yang paling efektif untuk bisa memberi pengaruh. Yakni konsep diri, atau bagaimana seseorang memandang dan menilai dirinya sendiri. Orang yang tidak memiliki konsep diri tidak akan bisa menetapkan arah tujuan yang ingin dicapainya. Ia ibarat orang yang terkatung-katung dalam hidup ini dan akan mudah terpuruk oleh rintangan yang pasti dijumpainya. Bukan hanya itu, perjalanannya yang ditempuhnya pun akan dirasa semakin panjang. Bisa jadi, ia tidak sadar bila ia hanya berputar-putar di poros yang sama, tanpa melakukan pekerjaaan yang banyak dan panjang, tapi hasilnya sama seperti ia memulai pekerjaan itu.
Rasulullah
saw adalah orang yang memiliki konsep diri yang baik, sehingga ia selalu
memiliki perencanaan, arah tujuan dan tahapan perjalanan yang akan ditempuhnya.
Perhatikanlah bagaimana wasiat dan tahap-tahap yang disampaikannya kepada
Mu’adz bin Jabal radhiallahu (Hal–71) saat Mu’adz diutus ke negeri Yaman mendakwahkan
penduduknya agar beriman kepada Allah SWT dan menentukan hukum atas mereka. Dalam
himpunan hadits yang panjang itu, Rasulullah Saw memerintahkannya dengan
sejumlah langkah praktis. Pertama, agar ia mendakwahi ahlul kitab dan
menegakkan hukum Allah Swt diantara mereka. Kemudian, memerintahkannya agar
mereka diseru menegakkan semua rukun Islam. Lalu rasulullah Saw
memperingatkannya untuk tidak bertindak zalim karena kezaliman itu adalah
kegelapan di hari kiamat dan karena do’a orang yang zalimi akan ditolong oleh
Allah swt.
Baca Juga : Seperti Burung Yang Serius Menjalani Hidup
Dari Mu’adz
radhiallahu anhu, berkata,
”Sesungguhnya
engkau akan mendatangi kelompok ahlul kitab, maka ajaklah mereka untuk
bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah swt mewajibkan pada mereka
shalat lima waktu dalam sehari semalam. Bila mereka mentaati hal ini, beritahu
lagi pada mereka bahwa Allah swt mewajibkan pada mereka bahwa Allah swt
mewajibkan mereka untuk mengeluarkan zakat yang diambil dari kalangan kaya
diantara mereka untuk kaum miskin. Dan bila mereka mentaati hal ini,
hati-hatilah engkau terhadap harta milik mereka, dan takutlah engkau dengan
do’a orang yang dizalimi, karena do’a itu tidak akan ada pembatasnya dengan
Allah Swt. “
Rasulullah
saw memiliki pandangan yang jelas dalam hadits ini, pandangan yang fokus,
definitif, yang disampaikan dan dijelas kepada sahabat bila ada kesempatan
untuk hal itu.
Cermatilah
bagaimana kisah penggalian perang khandaq dalam hadits yang diriwayatkan imam
Ahmad. Ketika Rasulullah saw memerintahkan penggalian khandaq, ternyata ada
sebongkah batu yang sangat besar menghalangi penggalian itu. Lalu Rasulullah
bangkit mengambil kapak tanah dan meletakkan mantelnya di ujung parit, dan
berkata:
”Telah
sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak
ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.”
Rasulullah
Saw menghantamkan palu godam sebanyak tiga kali hingga batu itu terbelah tiga.
Dan setiap pukulan Rasulullah Saw, terpancar kilat. Salman Al Farisi yang
melihat hal itu bertanya,”Wahai
Rasulullah, ketika engkau memukul batu itu, saya melihat kilat memancar.”
Rasulullah
Saw bersabda,”Ketika aku memukul itu, ditampakkan kepada saya kota-kota Kisra
Persia dan sekitarnya serta sejumlah kota besarnya hingga aku melihatnya dengan
kedua mataku .... kemudian aku memukul lagi kedua kalinya, dan ditampakkan
kepadaku kota-kota Kaisar Romawi dan sekitarnya hingga aku melihatnya dengan
kedua mataku .... kemudian pada pukulan ketiga, ditampakkan kepadaku negeri
Ethiopia dan desa-desa sekitarnya hingga aku melihatnya dengan kedua mataku.”
Lalu Rasulullah Saw mengatakan,”Biarkanlah Ethiopia (Habasyah) selama mereka
membiarkan kalian, dan tinggalkanlah Turki selama mereka meninggalkan kalian.”
Baca Juga : Ucapkanlah Alhamdulillah
Sepeninggal
Rasulullah saw, terjadilah apa yang (Hal-71) diberitakan
oleh beliau. Kedua negara adikuasa masa itu berhasil ditaklukkan kaum muslimin,
dengan izin Allah Swt. Untuk menjelaskan korelasi hadits ini terkait sejumlah
fokus yang harus dimiliki siapapun yang ingin berdaya pengaruh dasar:
Pertama, visi yang
harus dimiliki tidak lain bertolak dari bagaimana pandangan anda sendiri
terhadap masa depan. Dan ini terkait dengan bagaimana anda memandang diri anda
sendiri atau yang disebut konsep diri.
Kedua, tulislah
visi dan target yang anda inginkan itu berikut langkah-langkahnya hingga anda
sangat menghafalnya. Jadikan semua visi dan target itu ada dalam pikiran anda
secara terus-menerus, dimana anda bisa membacanya dan tidak dapat mengandalkan
ingatan saja. Sebuah tulisan memiliki energi yang mensuplai penulisnya untuk
bisa komitmen mewujudkan apa yang ditulis. Dahulu orang-orang mengatakan,”Ilmu
itu ibarat hewan buruan dan tulisan adalah pengikatnya.”
Dan kini
sejumlah kajian ilmiah menunjukkan bahwa 80% dari orang-orang yang memiliki
target secara definitif dan tertulis, berhasil mencapai target yang
diinginkannya. Sementara hanya 20% saja dari orang-orang yang menginginkan
sesuatu tanpa tertulis, bisa mencapai keinginannya. Selebihnya gaga. Kajian
lain juga menyebutkan bahwa hanya 2% saja orang yang mempunyai target secara
tertulis. Dan 14% memiliki target tapi tidak tertulis. Sementara 84% lainnya
tidak memiliki target apa-apa, lalu menjalani hidup seperti air yang mengalir.
Ketiga, fokus pada
satu bidang atau maksimal dua bidang yang anda spesialis di dalamnya. Waspadai
anda tidak terjerumus pada sosok generalis, yang memasuki banyak bidang tanpa
memiliki spesialisasi.
Keempat, tetapkan
prioritas anda dengan jelas. Jangan sampai anda menjadikan semua pekerjaan dan
perhatian anda sebagai prioritas, sehingga prioritas sebenarnya menjadi hilang.
Kelima, visi yang
anda miliki harus menggabungkan antara unsur realitas dan obsesi. Realitas
maksudnya visi itu mungkin dicapai dan bukan sesuatu yang bersifat khayalan.
Obsesi berarti anda memiliki kekuatan dan tertantang untuk lebih serius dan
sungguh-sungguh mewujudkan misi itu.
Keenam, jagalah
agar anda selalu memiliki indikator kesuksesan yang terwujud dalam lima hal:
fokus dan jelas, terukur, disetujui, realistis dan time schedule yang rinci.
Ketujuh, anda tidak cukup memiliki visi yang jelas dan target atau misi yang cerdas. Anda harus mengikuti program yang jelas dalam bentuk mampu merealisir target-target itu. Anda memerlukan sejumlah hal penting untuk mendukung misi anda sebagai supporting system, kebutuhan membuat sebuah institusi, merekrut staff atau orang yang bisa membantu, memperdalam skill tertentu, termasuk mempersedikit waktu tidur. Artinya anda harus siap mengubah agenda rutin anda mencapai misi itu. ***
Baca Juga : Biarkan Airnya Menetes
DR. Ali Al
Hammadi adalah kombinasi antara trainer sekaligus da’i. komitmen Islamnya yang
kuat sekaligus penguasaan ilmu manajemen mengantarkannya menjadi pakar HRD
terkenal di sejumlah negara Islam. Selain pendiri sekaligus Direktur Creative
Thinking Center, Dubay, UEA, ia juga mengepalai Lembaga Ad Daqiqah Al
Wahidah Center, UEA
Sejalan
dengan kompetensinya, ia memimpin Leadership Training and Consulting centre dan
mengasuh Islamtime.net meraih gelar Bachelour Teknik di North Carolina
University, AS 1982, kemudian gelar S3 Manajemen di Wales University, Inggris
tahun 1991. Tahun 1997 ia mendapatkan gelar diploma NLP (Neuro- Linguistik
Programming).
Rubrik
ini diselenggarakan atas lisensi DR. Ali Al Hammadi, saat berkunjung ke
Indonesia beberapa waktu lalu.
Majalah Tarbawi Edisi 187 Th. 10, Ramadhan 1429 H, 11 September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar