Rabu, 28 Agustus 2024

Jebakan-Jebakan Kesepian

 

Jebakan-Jebakan Kesepian

Tarbawi Edisi 152 Th 8 Rabiul Awal 1428 H, 29 Maret 2002 M

 

Jebakan-Jebakan Kesepian

“Khusu’ itu bukan menundukkan kepala, tapi khusu’ itu ada di dalam hati.” (Umar bin Khatab)

“Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan menyempurnakan hubungan-Nya dengan orang tersebut.”

(HR. Hakim)

“Pemimpin yang baik adalah ketika orang lain hampir tidak tahu keberadaannya, dia bisa menyelesaikan tugasnya, dan tujuannya tercapai. Pada saat itu, dia berkata bahwa ini karena kerja keras bersama.”

(Lao Tzu)

“Butuh waktu 20 tahun untuk membangun reputasi, tapi hanya dibutuhkan waktu lima menit untuk menghancurkannya. Jika Anda berpikir seperti itu, anda pasti akan melakukansesuatu yang berbeda.”

(Warren Buffet)

(Hal-03) Kesepian itu diciptakan. Sesuatu yang tiba-tiba saja menghujani hati. Orang-orang berilmu kerapkali menciptakan jebakan kesepian bagi dirinya, di suatu titik ketika ia tidak lagi peduli. Ketika dia tidak mau tahu hiruk pikuk persoalan di sekitarnya. Di situlah ia terasing. Di situlah karyanya terhenti, hanya menjadi sekadar diktat atau kumpulan tulisan. Kesepian hanyalah akibat dari suatu sebab. Ia hanya hasil dari suatu proses. Kesepian yang negatif, muncul karena proses-proses negatif pula.

Dalam berbagai hal, jebakan kesepian kerapkali muncul sebagai akibat penyikapan yang keliru pada kemajuan teknologi. Di satu pihak, teknologi mendukung dan memperbaiki kehidupan. Tapi di pihak lain, teknologi bisa mengucilkan, memencilkan, mengaburkan, dan menghancurkan. Penyikapan yang sembrono dan pelarian pada teknologi, bisa melahirkan kesepian dan keterasingan.

Baca Juga: Seperti Burung yang Serius Menjalani Hidup

Hidup di tengah peradaban dunia yang kian ramai seperti ini, memang tidak mudah. Kemunculan berbagai teknologi modern yang dirancang untuk memudahkan kehidupan manusia, nyaris tidak ada yang steril dari efek-efek negatif yang berpengaruh pada kerusakan moral.

 Salah satu cara yang terkadang dijadikan orang sebagai alternatif jalan keluar menghadapi situasi ini adalah meniti jalan kesepian; menjauhkan diri dari hiruk pikuk dunia dengan segala kemajuannya, dengan caranya yang beragam, menyendiri atau mengambil jarak dan tidak bersentuhan dengan produk-produk teknologi yang dinilai sangat merusak dan sebagainya.

Jebakan kesepian sangat banyak. Kesepian sebagai sebuah keluhan yang keliru, hanya menghantarkan kita pada kelelahan jiwa. Dunia akan terus berjalan menuju segala pertumbuhan barunya. Ada kebaikan, tapi terlalu banyak keburukan. Tapi sejarah mencatat, selalu ada yang sukses dan ada yang gagal dalam menaklukkan dunia, di zaman dunia masih sepi maupun ketika dunia telah ramai.



[1] Majalah Tarbawi, Edisi 257, Th.13 Ramadhan 1432 H, 11 Agustus 2011 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar