Bulan Berkaca
(Hal-06) Ini sangat baik untuk berkaca. Mengenali lebih dekat dan dekat lagi, tentang siapa kita. Hidup dalam segala bentuk perburuan seringkali membuat kita lupa. Alih-alih kita berhasil menaklukkan realitasyang kemudian berbalik memburu kita. Dunia yang kian rata – The World is Flat, kata Friedman misalnya, kini semakin mempersempit batas-batas hirarki. Kecuali bila benar-benar berfungsi.
Orang tidak bisa mudah lagi bersembunyi di balik jabatannya, statusnya, pangkatnya, bila secara individu terlalu cacat prilaku. Setiap kali seorang rela menjadi atasan bagi segala jenis bawahan untuk beragam pekerjaan, kini bebannya tidak semata bagaimana memutar roda-roda peran. Tapi juga harus memastikan bahwa dirinya memang punya integritas.
Tanpa integritas, jabatan
akan menjadi pembunuh karakter sendiri, lambat atau cepat. Terlebih di zaman
baru di mana manusia bumi terkoneksi dari ujung ke ujung. Apa yang ganjil di
ujung barat, bisa tersebar dengan cepat hingga ke ujung timur. Apa yang aneh di
timur jauh, bisa dengan singkat tersiar sampai ke barat.
Integritas adalah modal
dasar utama. Dengan itu sebenarnya setiap kita ditimbang dan dipandang. Bila
kerumunan orang belum juga menakar kita dengan wajar, waktu akan membela kita,
bila kita punya integritas. Dengan integritas, kita sudah menyelesaikan setengah
dari kebutuhan konsistensi, sesudah itu. Kenyataannya memang, di dunia sempit
maupun di dunia yang lapang hanya diperlukan satu mental: Integritas lalu
konsistensi.
Tanpa integritas, siapapun
dengan posisi setinggi apapun, akhirnya akan bertarung melawan bayangannya
sendiri. Itu hantunya.itu pintu apesnya. Tak soal seperti apa upayanya untuk
memoles diri dalam berbagai wahana. Siapapun yang miskin integritas, sejenak
bisa menutupi dirinya dengan berlagak konsisten akan jati dirinya. Sesudah itu,
segalanya bisa buyar dan tak terkendali.
Ini bulan sangat baik untuk menengok ke dalam. Mengenali lebih dekat tentang siapa kita. Seharusnya membaca diri bukan semata seremoni tahunan, tapi panggilan kesadaran. Di tengah kegaduhan di mana-mana, perlu kiranya kita membaca ulang tentang siapa diri kita yang sesungguhnya. Kadang untuk menjadi baik tidak selalu harus pintar.
Baca Juga: Andai Bukan Karena Cinta-Nya Kepadaku
Kadang untuk menjadi baik tidak harus selalu terkenal. Bila menjadi baik harus
dengan terkenal, alangkah sempitnya dunia. Bila menjadi baik harus dengan
banyak bicara alangkah ciutnya harapan. Bila menjadi baik harus dengan banyak
membela diri, alangkah lelahnya hidup.
Ini bulan sangat baik bercermin. Kita adalah akumulasi perkataan kita sendiri tentang kita. Kita adalah kumpulan persepsi tentang kita. Kita adalah tautan perilaku demi perilaku kita sendiri yang kita pilih secara sukarela. Ini bulan sangat baik untuk banyak merenungi diri. *
Majalah Tarbawi, Edisi 257, Th.13 Ramadhan 1432 H, 11 Agustus 2011 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar