Sahabatku, Kemanakah Engkau?
Oleh Muhammad lili Nur Aulia
(Hal-63) Saya
punya sahabat. Sahabat yang sangat saya muliakan dan saya rindukan. Pertama
kali saya bertemu dan mengenalnya, saat masih kanak-kanak, di Damaskus. Tapi
setelah itu, saya tak menemuinya lagi. Sampai saya tumbuh dewasa dan menjelajah
ke berbagai penjuru dunia, saya tak menemuinya lagi.
Dahulu, saya begitu
bahagia bertemu dengannya. Saya mencintai sahabat saya itu. Saya sangat berduka
karena kehilangan dirinya. Kerinduan ini semakin bertambah padanya.
Sahabatku Ramadhan ...
dimanakah engkau?
Saya selalu menghitung hari demi hari untuk bisa bertemu kembali dengannya, seperti anak kecil yang baru belajar berhitung. Dan jika ia datang, saya pun gembira, jiwa saya tertawa. Karena saya lihat, dunia pun ikut tertawa dan gembira dengan kehadirannya.