Senin, 26 Agustus 2024

Saya Ingin Orang Berbondong-Bondong Melihat Film Dokumenter

 

Saya Ingin Orang Berbondong-Bondong Melihat Film Dokumenter 

Oleh  Purwanti  

Saya Ingin Orang Berbondong-Bondong Melihat Film Dokumenter
Saya Ingin Orang Berbondong-Bondong Melihat Film Dokumenter


(Hal-58) Ayah saya seorang pedagang barang-barang rumah tangga. Untuk memulai usaha, ayah meminjam uang dari sebuah Bank konvensional dengan jaminan sawah dan tanah. Uang pinjaman itu kemudian dibelikan beberapa barang. Ayah mendistribusikan barang-barang tersebut ke beberapa pelanggan. Namun, tidak berapa lama kemudian, krisis moneter menimpa Indonesia. 

Semua barang-barang kebutuhan naik, barang yang tadinya hanya Rp 10 ribu naik menjadi Rp 15 ribu. Ditambah lagi, banyak pelanggan yang tidak (Hal-59) mau bayar. Akhirnya hutang di bank tidak bisa bayar, sedangkan kami masih ingin mempertahankan sawah dan tanah.

Saling Menyemangati, Agar Tidak Selalu Merasa Sendiri

 

Saling Menyemangati, Agar Tidak Selalu Merasa Sendiri 

Oleh Yenni Siswanti & Purwanti  

Saling Menyemangati, Agar Tidak Selalu Merasa Sendiri
Saling Menyemangati, Agar Tidak Selalu Merasa Sendiri 

(Hal-54) Nisa termenung di sudut kamar. Di tangannya masih terdapat tes kehamilan yang masih bergaris satu. Entah sudah berapa kali ia mencoba alat itu selama pernikahannya, tapi hasilnya masih sama. Negatif. Ujungnya, dia pun tak kuasa menahan tangis, mengingat pertanyaan-pertanyaan di sekelilingnya yang sering kali memojokkannya. Kapan hamil? Sengaja ya? Kamu gemuk sih? Untung suami kamu sabar ya? Dan pertanyaan lainnya (Hal-55) yang membuatnya semakin hari semakin merasa tertekan.

Sudah hampir 10 tahun pernikahan ia jalani namun Allah belum memberikan amanah seorang anak kepadanya. Nisa dan suaminya telah beberapa kali menyambangi dokter ahli dan alternatif lainnya. Namun kehamilan yang ditunggunya belum jua hadir.

Minggu, 25 Agustus 2024

6 Jam di Jalur Gaza, Sejenak Menyapa Penghuni Penjara Terbesar di Dunia

 

6 Jam di Jalur Gaza, Sejenak Menyapa Penghuni Penjara Terbesar di Dunia 

Oleh Dra Yoyoh Yusroh

(Anggota Komisi VIII DPR RI)

6 Jam di Jalur Gaza, Sejenak Menyapa Penghuni Penjara Terbesar di Dunia
6 Jam di Jalur Gaza, Sejenak Menyapa Penghuni Penjara Terbesar di Dunia 


(Hal-48) Saat pertama kali mendengar bahwa komisi I DPR akan berangkat menuju Gaza, Palestina, saya langsung mengajukan diri untuk ikut. Yang berangkat saat itu ada 20 orang, termasuk ketua DPR. Marzuki Alie, dan DR Hidayat Nur Wahid. Waktu itu hanya komisi I saja yang rencana akan berangkat, tapi kemudian saya mengajukan diri untuk ikut berangkat ke (Hal-49) sana. Meskipun saya bukan dari komisi I, akan sangat relevan kalau saya ikut karena saya berada di komisi VIII yang mengurusi anak, perempuan dan pengungsi. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa ikut. Rombongan tersebut akan menyerahkan bantuan sejumlah $20 juta untuk mendirikan rumah sakit di Gaza.

Terus terang, ada sedikit rasa takut, karena sebelumnya ada kejadian kapal Mavi Marmara yang diserang Israel waktu mau membawa bantuan ke Gaza. Beberapa relawan harus kehilangan nyawa. Saya sudah memperhitungkan segala sesuatunya, termasuk jika harus kehilangan nyawa. Karenanya, saya sudah minta izin kepada suami dan anak-anak. Jika terjadi sesuatu pada saya, Insya Allah mereka akan merelakannya. Saya pikir jika gugur syahid di sana, semoga bisa merahmati 70 anggota keluarga.

Mujahid Badui Penakluk Imperium

 

Mujahid Badui Penakluk Imperium

Oleh M Anis Matta

Mujahid Badui Penakluk Imperium
Mujahid Badui Penakluk Imperium


Apa penjelasannya, bahwa 3000 mujahid dari badui-badui gurun jazirah Arab, berani melawan 200,000 pasukan Romawi dalam perang Mu’tah?  Mereka tidak menang, memang, dalam pertempuran yang berlangsung tahun kedelapan hijriah itu. Tiga panglima mereka gugur sebagai syuhada; Zaid Bin Haritsah, Ja’far Bin Abi Thalib, Abdullah Bin Rawahah. Ketika Khalid mengambil alih kepemimpinan, yang ia lakukan adalah mundur teratur untuk menyelamatkan nyawa mujahidin yang tersisa.

Sementara anak-anak melempari mereka dengan batu saat kembali ke Madinah, karena dianggap melarikan diri, Rasulullah justru menggelari Khalid sebagai Saefullah Al Maslul. Pedang Allah yang terhunus. Menyelamatkan nyawa pasukan adalah keputusan bijak seorang pemberani. Berhasil mundur dari kejaran pasukan sebesar itu adalah keahlian tempur seorang jenius perang. Tapi berani melawan pasukan sebesar itu adalah pesan penting bagi Romawi; pertempuran sudah kita mulai, dan kami akan kembali.

Zukerberg

 

Zukerberg 

Oleh Hepi Andi Bastoni

Zukerberg
Zukerberg 

Ditolak gadis idamannya, pemuda itu melakukan aksi sakit hati. Ia membuat situs dengan nama facemash.com  alias si wajah perkedel. Untuk mendapatkan foto teman-temanya, khususnya yang wanita, ia nekat menerobos sistem komputer kampus. Hasil perburuannya ia unggah ke situs barunya. Lalu, ia memasang sistem yang membuat setiap pengunjung  facemash.com dapat memberi peringkat pada setiap gadis.

Akibat perbuatannya, pemuda ini dihukum pihak kampus. Tapi usahanya tidak sia-sia. Popularitas facemash.com langsung melonjak. Hanya dalam waktu tiga minggu, jumlah mahasiswa yang mendaftar mencapai 4.000 orang. Anda tentu sudah menduga, inilah cikal bakal dari facebook.com yang kini anggotanya mencapai ratusan juta orang.

Sabtu, 24 Agustus 2024

Komunikasi Rasa Takut

 

Komunikasi Rasa Takut

Oleh Edi Santoso

Komunikasi Rasa Takut
Komunikasi Rasa Takut


(Hal-36) Ketakutan bisa menjadi alat komunikasi yang efektif. Karena, dalam diri setiap orang pada dasarnya terdapat motivasi perlindungan diri (protection motivation). Orang akan cenderung menghindari apa pun yang membahayakan dirinya. Setidaknya demikian pendapat beberapa pakar komunikasi, seperti Stainback dan Rogers (1983) dalam riset panjangnya tentang komunikasi persuasif melalui sentimen rasa takut.

Kita semua bahkan bisa merasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering melarang orang lain melakukan sesuatu dengan menakut-nakutinya. Paling efektif untuk anak-anak yang memang daya nalarnya belum tumbuh benar. Lucunya, yang dirujuk sebagai sumber rasa takut seringkali sekenanya. Ada anak menangis, ditakuti suara tokek. Suatu waktu, begitu ada suara tokek, anak pun menjadi takut, dan orang tuanya berujar,”sama tokek aja takut.” Nah, loh. Kasihan polisi nantinya, jika ada anak menangis, ibunya langsung berujar,”Eh, diam ada Pak Polisi, tuh!”

Peradaban Para Pembelajar

Peradaban Para Pembelajar 

Oleh M Anis Matta

Peradaban Para Pembelajar
Peradaban Para Pembelajar


Akal-akal besar itu selalu mampu mengunyah semua masalah zamannya. Tak jarang bahkan akal mereka menembus dinding waktu zaman mereka, dan merengkuh semua masalah yang terjadi berpuluh bahkan beratus tahun sesudah mereka pergi. Bukan karena ilmu yang datang bagai embun pagi yang diteteskan di atas daun otak mereka maka mereka tahu semuanya. Bukan, mereka mengunyah semua masalah zaman mereka melalui upaya memahami yang tidak pernah berhenti. Maka mereka selalu sanggup merespon semua masalah yang muncul di zaman mereka.

Mereka bukan orang yang tahu segala hal. Tapi mereka adalah pembelajar yang konstan yang selamanya dipicu oleh rasa ingin tahu yang tak habis-habis. Maka realitas menyediakan tantangan. Dan mereka memberikan solusi. Qur’an dan hadist sebagai sumber utama Islam dijaga Allah sepanjang zaman melalui akal-akal besar itu. Al Qur’an dikumpulkan di zaman Abu bakar lalu ditulis secara formal di zaman Utsman dan dijadikan sebagai standar bacaan  serta digandakan dalam lima mushaf. Ini yang kemudian dikenal sebagai mushaf utsmani. Dengan begitu kemurnian Al Qur’an terjaga dari semua bentuk penyimpangan sepanjang masa. Selamanya.