Zukerberg
Oleh Hepi
Andi Bastoni
Ditolak
gadis idamannya, pemuda itu melakukan aksi sakit hati. Ia membuat situs dengan
nama facemash.com alias si wajah
perkedel. Untuk mendapatkan foto teman-temanya, khususnya yang wanita, ia nekat
menerobos sistem komputer kampus. Hasil perburuannya ia unggah ke situs
barunya. Lalu, ia memasang sistem yang membuat setiap pengunjung facemash.com dapat memberi peringkat
pada setiap gadis.
Akibat perbuatannya, pemuda ini dihukum pihak kampus. Tapi usahanya tidak sia-sia. Popularitas facemash.com langsung melonjak. Hanya dalam waktu tiga minggu, jumlah mahasiswa yang mendaftar mencapai 4.000 orang. Anda tentu sudah menduga, inilah cikal bakal dari facebook.com yang kini anggotanya mencapai ratusan juta orang.
Siapakah
pemuda itu? Dialah Zuckerberg yang waktu itu ada di semester II di Harvard
University. Aksi membalas sakit hati pada gadis yang menolaknya malah
menjadikannya seorang miliuner muda dengan kekayaan 1,5 miliar di usia 24
tahun.
Ya,
Zukerberg berhasil melepaskan belenggu perasaan pada pikirannya. Seringkali
seseorang menderita lantaran membiarkan perasaannya menguasai pikirannya. Tidak
mengherankan karena pada dasarnya manusia adalah makhluk kinestetik. Salah satu
cara agar sembuh dari permasalahan adalah dengan membebaskan pikiran dari
perasaan yang membelenggunya.
Belenggu
itu tak mesti berasal dari luar. Kadangkala dari dalam. Kegagalan itulah
belenggu ‘kelas berat’ yang sering membuat orang putus asa. Padahal, begitu
banyak kegagalan yang justru menjadi pintu keberhasilan lain.
Kisah
Zuckerberg bukanlah satu-satunya. Sebanyak 12 penerbit pernah menolak Harry
Potter karya JK Rowlings sebelum sebuah penerbit kecil setuju menerbitkan Harry
Potter and The Philosopher’s Stone. Ada 21 penerbit menolak novel humor
Richard Hooker, M*A*S*H. Padahal dia mengerjakannya lebih dari 7 tahun.
Baca Juga: Mimpi-Mimpi Besar
James
Sastrowijaya dari Jakarta, pernah ditolak 20 Bank sebelum berhasil meyakinkan 6
Bank. Ia kemudian menjadi milyarder properti dengan modal nol rupiah. Masbukhin
si Raja Voucher, gagal bisnis berkali-kali sebelum menjadi Karyawan Beromzet
Milyaran. Toko Roni Yuzirman di Tanah Abang terbakar. Ia makin berhasil
dengan toko online, Manet Vision.
Ternyata
kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Tapi bisa jadi awal kesuksesan.
Zuckerberg telah membuktikannya. Benarlah Al Qur’an yang menyatakan, “Inna
ma’al ‘usri yusra.” Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan.” ***
Majalah Sabiliku
Bangkit Edisi 2/TH 01/Ramadhan 1435 H/ Juli 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar