Jumat, 07 Juni 2024

Saling Mengingatkan tentang Niat


Saling Mengingatkan tentang Niat

Oleh M Lili Nur Aulia

 

(Hal-76) “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berhenti saat ia menginginkan sesuatu. Jika sesuatu itu diinginkan Allah, ia lanjut melakukannya. Tapi bila sesuatu itu bukan karena Allah maka ia menundanya.

(Imam Hasan Al Basri Rahimahullah)

Saling Mengingatkan tentang Niat
Saling Mengingatkan tentang Niat


Inilah ungkapan Imam Hasan Al Basri Rahimahullah yang mencerminkan makna Muraqabatullah (rasa dipantau oleh Allah Swt) yang seharusnya ada dalam diri kita. Perkataan ini juga sekaligus menekankan pentingnya kita mempunyai niat yang benar sebelum melakukan tindak apapun. Itulah juga yang menyebabkan Abu Sulaiman mengatakan,

“Beruntunglah orang yang awal langkahnya benar, dengan keikhlasan demi mengharap Allah Swt (Hal-77) saja.”

Rabu, 05 Juni 2024

Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju

 

Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju

Oleh DR. Ali Al Hammadi

 

(Hal-70) Pribadi yang ingin memiliki daya pengaruh, harus fokus terhadap beberapa hal penting. Pertama, terkait bagaimana konsep dirinya. Kedua, apa karakter pengaruh yang diinginkannya. Ketiga, apa sarana utama yang akan ia gunakan untuk memberi pengaruh. Keempat, apa target pengaruh yang diinginkan. Kelima, Apa rincian program yang diyakini bisa mencapai target pengaruh yang diinginkan. Dengan kata lain, kemana arah yang akan ia tempuh.

Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju
Tetapkan Arah yang Ingin Anda Tuju

Inilah bekal pertama yang paling efektif untuk bisa memberi pengaruh. Yakni konsep diri, atau bagaimana seseorang memandang dan menilai dirinya sendiri. Orang yang tidak memiliki konsep diri tidak akan bisa menetapkan arah tujuan yang ingin dicapainya. Ia ibarat orang yang terkatung-katung dalam hidup ini dan akan mudah terpuruk oleh rintangan yang pasti dijumpainya. Bukan hanya itu, perjalanannya yang ditempuhnya pun akan dirasa semakin panjang. Bisa jadi, ia tidak sadar bila ia hanya berputar-putar di poros yang sama, tanpa melakukan pekerjaaan yang banyak dan panjang, tapi hasilnya sama seperti ia memulai pekerjaan itu.

Senin, 03 Juni 2024

Mimpi Makan Enak Orang-Orang Miskin

 

Mimpi Makan Enak Orang-Orang Miskin

Oleh Yenni Siswanti dan Rahmat Ubaidillah

 

(Hal-52) Di tengah meriahnya kuliner orang-orang kaya, sejenak lihatlah “Kuliner” orang-orang miskin. Mimpi mereka sederhana, “Bila ada uang, saya Cuma ingin membelikan telur dan ikan Tongkol untuk anak-anak.” Begitu kata salah satu mereka.  

Mimpi Makan Enak Orang-Orang Miskin
Mimpi Makan Enak Orang-Orang Miskin


(Hal-53) Panas terasa cukup terik, Ketika Tarbawi memasuki wilayah Tangerang Utara. Tepatnya di kecamatan Mekar Baru, Desa Gandasari. Kebanyakan mata pencaharian warga Gandasari adalah buruh tani. Mereka menggarap lahan yang bukan milik mereka sendiri. Sistem pengairan sawah yang lebih banyak mengandalkan turunnya hujan, disebut juga sawah tadah hujan, membuat masa panen daerah itu hampir hanya satu tahun sekali. Maka tidak heran sepanjang Tarbawi melewati daerah ini, banyak terlihat sawah yang kering dan tidak ditanami padi atau tumbuhan lainnya.

Sabtu, 04 Mei 2024

Betapa Sulitnya Orang Miskin Saat Butuh Pengobatan

 

Betapa Sulitnya Orang Miskin Saat Butuh Pengobatan

 

Betapa Sulitnya Orang Miskin Saat Butuh Pengobatan

(Hal-44) Ipa Yuliana, Ibu yang ditolak beberapa Rumah Sakit saat akan melahirkan.Seperti yang dituturkan Ipa Yuliana Bersama suaminya, Ulung Arif Giyanto, pada wasilah di rumah kontrakan mereka di Cawang Baru Tengah, Jakarta Timur. (Hal-45) Di masa awal pernikahan saya dengan Suami (Ulung Arif Giyanto), kami sempat merasakan hidup yang cukup baik. Memang sederhana, tetapi tidak begitu terjepit seperti sekarang. Suami saya mulanya bekerja sebagai sopir di perusahaan rental mobil. Malah sudah membawa mobil ke berbagai daerah, ke Semarang, Aceh, Bali dan lain-lainnya. Setelah tiga tahun di tempat itu, suami pindah kerja sebagai salah satu armada taksi di Jakarta.

Suami bekerja sebagai supir taksi dari tahun 1998 sampai 2003, Ketika kemudian diberhentikan. Sebabnya, karena sering tidak mencapai target. Mulanya dia sering dipanggil, ditanyakan kenapa tidak mencapai target. Suami bilang,”Maaf Pak, siapa yang tidak mau mencapai target, Cuma kalau rejekinya memang segini, lalu bagaimana.” Suami dikasihkan mobil yang odong-odong, yang jelek dan selama dua bulan ternyata tidak bisa memperbaiki, akhirnya dikatakan gugur kondite. Tapi di suratnya disebutkan mengundurkan diri, padahal diberhentikan.

Saya kasihan, karena kata suami, persaingan di jalan itu berat sekali. Suami sudah berusaha, tapi mungkin itulah salah satu ujian bagi kami. Sebelum diberhentikan, dia berdoa terus di rumah, mudah-mudahan bisa bertahan lama di tempat kerjanya itu. Mudah-mudahan tidak sampai di pecat. Karena dia kan harus menghidupi keluarga, harus menghidupi saya dan dua anak kami. Setelah setahun pernikahan, di tahun 1997, saya melahirkan anak  pertama, Andi Cahyadi. Tahun 2003, adiknya, Hesty Octaviani, lahir. Saat suami masih bekerja, biarpun pemasukan pas-pasan tapi masih bisa dicukup-cukupi.

Minggu, 28 April 2024

Saat Jenuh Tiba

 

Saat Jenuh Tiba

 

(Hal-39) Ramadhan tiga tahun lalu adalah Ramadhan yang cukup berkesan buat saya. Saat itu saya merasa berada dalam  kondisi yang ‘menyedihkan’. Kerjaan tidak kunjung datang, jodoh tak kunjung datang, teman-teman sibuk dengan urusan masing-masing. Pada satu titik saya merasa putus asa, kesepian dan tidak tahu apa yang menjadi tujuan hidup ini.

Saat Jenuh Tiba

Suatu hari, seorang teman mengingatkan tentang perubahan fisik dan mental yang saya alami akibat berkubang dengan masalah dan kejenuhan. Saya terlihat lebih tua, rapuh, tidak  konsentrasi dan sebagainya. Saya sadar saya harus bangkit. Teman say aitu berkata bahwa saya punya potensi yang  bisa dikembangkan yaitu dalam bidang tulis menulis.

Saat Ramadhan datang, saya makin terpacu untuk berbenah diri. Dengan segala keutamaan Ramadhan, saya berusaha untuk beribadah dengan benar dan berkarya dengan sungguh-sungguh. Siapa yang menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya begitu kata hati saya. Akhirnya saya mulai mencoba menulis untuk mengatasi kejenuhan saya. Alhamdulillah, dalam waktu satu bulan saat Ramadhan saya dapat menyelesaikan satu buah novel yang akan saya ikut sertakan dalam sebuah lomba. Mungkin bagi penulis seniormembuat novel sangat mudah  dan bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Tidak bagi saya penulis pemula. Walau tidak menang lomba, di kemudian hari novel saya akhirnya dipublikasikan juga.

Rabu, 24 April 2024

Merekayasa Sejarah

 

Merekayasa Sejarah

Oleh Mahfudz Siddiq

 

EraRuhiyah. (Hal-42) Dalam sejarah dakwah menuju pembentukan institusi masyarakat dan negara yang Islami, pemahaman atas konsep pemikiran dan transformasi operasional selalu berjalan bertahap dan seimbang. Ini di dasari oleh gap antara idealita dan realita yang tidak bisa diuah secara sim-salabim . Alam semesta terus bergerak mengalami perubahan dan perkembangan, dengan tetap berlandaskan prinsip bertahap dan seimang ini.

Merekayasa Sejarah


Indonesia untuk menyebut suatu Kawasan geografis dan demografis yang terbentang dari Sabang sampai Merauke mengalami perjalanan dan perkembangan panjang dan rumit untuk menjadi sebuah negara bangsa (Nation state). Secara Antropologis, bergerak dari masyarakat primitive menuju masyarakat berperadaban (civilized). Secara sosiologis, ia bergerak dari masyarakat suku menuju masyarakat kolektif. Secara religi, ia juga bergerak dari masyarakat animis-paganis menuju masyarakat Muslim terbesar di dunia.

Fakta subtantifnya, proses pembentukan Indonesia sebagai suatu negara bangsa tetap diwarnai oleh pluralitas dan heterogenitas dalam berbagai aspek. Suku, Bahasa, Budaya, Agama, Aliran Politik hingga fragmentasi dalam entitas umat Islam itu sendiri. Pada titik tertentu perjalanan bangsa ini, dibangun konsensus politik nasional yang dikenal sebagai (ideologi) politik negara, konstitusi, wawasan nusantara dalam bingkai NKRI dan semangat kesatuan dalam keberagaman.

Selasa, 23 April 2024

Sapardi Djoko Damono dan Pencarian yang Tidak Pernah Selesai

 

Sapardi Djoko Damono dan Pencarian yang Tidak Pernah Selesai 

Oleh Wasilah

(Hal-25) Pencarian diri adalah sesuatu yang tidak pernah selesai. Dalam pencarian itu, bagi seorang Sapardi Djoko Damono, termaktub proses belajar terus menerus seumur hidup, hingga tidak terbetik kebanggaan pada pencapaian, meski karya sastra, utamanya puisi-puisi penyair terkemuka ini kerap dipuji dan dicintai. Penyair yang bersahaja yang dari tangannya mengalir puisi yang liris dan sering dijuluki karya sufi ini, saat ditemui Wasilah dari Tarbawi di rumahnya di komplek Dosen Universitas Indonesia (UI) di Kawasan Ciputat, Tangerang, Banten, bercerita tentang proses itu, yang dalam pelakonannya bukanlah memuat tidak ‘membumi’ atau memisahkan diri habis-habisan dari lingkungannya.

Sapardi Djoko Damono



“Penyair harus peduli dengan lingkungannya, tidak bisa seperti bertapa terus, itu gombal,” katanya. Tak heran kalau di belakang rumahnya dibangun kolam-kolam ikan yang dikelola Lembaga kemasyarakatan untuk pengembangan warga. Guru Besar dan Mantan Dekan Sastra UI ini memang tidak ‘terputus’ dari ‘dunia luar’, maka ia pun prihatin akan terpuruknya kondisi bangsa, terutama soal dunia Pendidikan, dan letak sastra serta karya intelektual lainnya dalam permasalahan itu.

Bagaimana peran sastra dalam kondisi bangsa yang tengah terpuruk ini?

Sastra bisa berfungsi sebagai apapun, untuk mengkritik, menghibur, memberi dakwah, membela orang, tetapi sastra bisa berfungsi jika masyarakatnya sudah cukup siap. Misalnya Ketika mengkritik suatu golongan atau pemerintah, kalau tidak dibaca, tidak didengar tidak ada gunanya. Sastra itu tanggapan terhadap keadaan sekelilingnya. Dia membaca, merenungkan sesuatu, kemudian merespon.