“ ‘Makan’ Batu, Takdir Kami ....”
Oleh Tarbawi
Makan’ Batu, Takdir Kami |
(Hal-46) Kertamenawi dan Wiyatma kakek-kakek
pengumpul dan pemecah batu di usianya yang lebih dari 80 tahun.
Entah sudah berapa lama saya menjalani hidup. Tapi pasti sudah 80
tahun lebih, karena saya menikah ketika Jepang masih menjajah negeri ini. Saya
masih mengalami jaman Dung Tong. Itu istilah ketika negeri ini jauh dari
rasa aman. Maksudnya, jika ada suara dung tung-tung, mlebu marang
orong-orong (Jika ada bebunyian, tanda bahaya, segera masuk ke lubang
persembunyian – Red).
Nama kecil saya sebetulnya Samingin. Tradisi di kampung kami, begitu seseorang menikah, dia harus berganti nama. Biasanya diambil dari dua keluarga besar, keluarga suami (Hal-48) dan keluarga istri. Setelah menikah nama saya menjadi Karta Menawi. Saya tidak tahu arti nama itu, karena keluarga yang memberikannya. Yang jelas, itu gabungan dua keluarga. Mungkin dari keluarga saya diambil ‘Karta’-nya, sedangkan ‘Menawi’ dari keluarga istri.