Sabtu, 15 Maret 2025

Nikmatnya Berdoa

 Nikmatnya Berdoa

Nikmatnya Berdoa
Nikmatnya Berdoa 

 

(Hal 81) “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku. Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka berima kepada-Ku, agar selalu berada dalam kebenaran.”  

(QS Al Baqarah: 186)

 Tahukah anda? Ayat tersebut letaknya dimana? Ayat ini terletak antara ayat-ayat puasa dalam bulan Ramadhan, antara surat Al Baqarah ayat 185 tentang Ramadhan dan Surat Al Baqarah ayat 187 tentang halalnya hubungan suami istri di malam-malam bulan Ramadhan. 

Apa yang dapat anda pikirkan dan renungkan (Hal 82) tentang ayat ini? Tidak lain bahwa ayat ini menjamin terkabulnya doa oleh Allah SWT. Hal ini karena ayat ini terletak di ayat-ayat Ramadhan yang mengisyaratkan keistimewaan doa di bulan Ramadhan dan jaminan dikabulkannya doa dan dekatnya Allah SWT dengan hamba-Nya yang berpuasa.

Doa menurut Ar Raghib Al Isfahani adalah seruan, panggilan atau permohonan yang ditujukan kepada Allah yang dilakukan seorang hamba untuk mendapat pertolongan dan solusi dari Allah SWT.

Baca Juga: Jadilah Orang yang Paling Dermawan

Saudaraku ...

Doa adalah jiwanya ibadah. Karenanya hampir semua ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT berisi dan mengandung doa di dalamnya. Tidak ada ibadah tanpa doa. Doa selalu menyertai setiap ibadah. Mengapa? Karena doa adalah penyembahan dan penyerahan diri, nasib dan masa depan kepada Allah SWT.

Doa adalah otaknya ibadah. Bahkan tidak ada ibadah yang Allah wajibkan bagi umat manusia kecuali di dalamnya terdapat doa. Ibadah shalat, di dalamnya ada doa, bahka sholat secara bahasa berarti doa. 

Dalam zakat ada doa agar diterima pahalanya. Di dalam puasa ada doa yang dibaca pada waktu sahur dan ifthar. Di dalam haji ada terdapat banyak doa yang diucapkan dalam setiap manasiknya. Doa sangat mendominasi semua isi ibadah manusia. Bahkan Rasulullah SAW menjelaskan hamba Allah yang paling sombong adalah yang tidak mau berdoa pada Allah SWT. Rasululullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya doa itu adalah ibadah, kemudian beliau membaca firman Allah SWT: Berkata Tuhan-Mu: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.”

(HR. Ahmad)

Ibnu Qayim Al Jauziyah dalam kitabnya Madarijussalikin fi manazil baina iyyakana’budu waiyyaka nastain, menjelaskan bahwa inti dari dari surat Al Fatihah adalah pada ayat:

“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.”

(QS Al Fatihah: 5)

Mengapa satu ayat menjadi inti dan subtansi Al Qur’an 30 Juz?  Karena ayat ini mengandung dua prinsip utama hubungan hamba dan sang Khaliq Allah SWT, hubungan itu adalah menyembah dan meminta hanya kepada Allah tidak pada lainnya.

Baca Juga: Dzikir yang Menentramkan Hati

Para Nabi dan Rasul, setiap menghadapi tantangan dakwah dan kezaliman para musuhnya, maka mereka langsung berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT. Mereka mengadukan semua penderitaan di jalan Allah yang mereka alami kepada Allah SWT. 

Karenanya para Nabi dan para Rasul serta generasi sahabat dan salah shaleh, sangat menikmati munajat dan doa mereka serta rintihan dan keluhan mereka kepada Allah SWT.

Mereka bercumbu dengan Allah lewat senandung doa, mereka melepas seluruh isi hati dan keluhan mereka dengan untaian doa dan munajat. Sampai saat ini doa-doa mereka dikenal dan dihapalkan dari generasi ke generasi sepanjang masa.

(Hal 84) diantara doa nabi Ibrahim as untuk keluarga dan keturunannya adalah doa agar mereka selalu mendirikan shalat dan menjaganya. Firman Allah:

“Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

(QS Ibrahim: 40)

Lihat dan renungkan salah satu doa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau dan sahabatnya di tolak dan diusir paksa dari negeri Thaif:

“Yaa Allah ... Sesungguhnya aku hanya mengadukan dan mengeluhkan nasib dan masalahku kepada-Mu ... Aku mengadu kepada-Mu atas kelemahan dan sedikitnya kemampuanku ... Aku mengadu kepada-Mu atas hinaan manusia kepadaku ... Seandainya bukan karena takut terhadap murka dan azab-Mu, maka aku tidak akan peduli ya Allah ...”

Baca Juga: Ramadhan Bulan Hidayah dan Ibadah

Lihat pula doa dan pujian Ali bin Abi Thali ra ketika bermunajat:

“Yaa Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ... Wahai teman ketika susah, wahai penghibur di saat sendiri dan sepi, wahai zat yang memelihara nikmat dalam diri ku, wahai pelindung jiwa ragaku, ... wahai pemusnah kesedihanku ... wahai ... Dan seterusnya.”

Lihat pula doa dan pujian Ibrahim bin Adham:

“Maha Suci-Maha Suci Engkau Yaa Allah ... Wahai yang Maha Tinggi dan Maha Agung ... Wahai Yang Maha Kasih dan Maha Sayang .... Wahai yang Maha Perkasa dan Maha Memaksa ... Maha Suci Engkau yang telah membuat langit bertasbih dengan terbentang luasnya, Maha Suci Engkau yang telah membuat lautan bertasbih dengan Ombaknya, (Hal 85) Maha suci Engkau yang telah membuat gunung-gunung bertasbih dengan pasaknya ... dan seterusnya.”

Lihat pula doa seorang Dai Rabbaniy, Imam Syahid Hasan Al Banna:

“Yaa Allah sesungguhnya Engkau telah mengetahui hati-hati ini telah bertemu dalam cinta pada-Mu, berhimpun dalam taat pada-Mu, bersatu padu dalam mendakwahkan risalah-Mu, berjanji setia dalam menolong syariat-Mu ... Maka kuatkanlah ikatannya ... kekalkanlah cintanya ... beri petunjuklah menuju jalan-Mu ... penuhilah hati mereka dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup. Lapangkanlah dadanya dengan sinaran iman kepada-Mu, dan indahnya tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah hati-hati ini dengan ma’rifah kepada-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu ...”

Mengapa kita harus berdoa kepada Allah SWT?:

1.    Karena Allah SWT memerintahkan manusia hanya menyembah dan meminta kepada-Nya.

2.    Karena Allah SWT mencintai orang-orang yang selalu berdoa dan memohon serta menggantungkan dirinya pada-Nya.

3.    Karena doa adalah inti ibadah, tidak ada ibadah tanpa doa.

4.    Karena doa adalah sarana dan media interaksi hamba dengan Allah SWT.

5.    Karena doa dapat menolak bala’ dan azab Allah SWT.

 

Sumber: buku Tarbiyah Ramadhan. 30 Materi Karakter Muttaqin. Oleh DR. H. Khairan Muhammad Arif, M. Ed, Pustaka Ikadi

Baca Juga:  Keberkahan Bernama Ramadhan Itu Telah Tiba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar