Lukisan yang Tak Selesai
Oleh: M Anis Matta
Setiap saat, dalam perjalanan
hidup yang panjang, kita selalu menemukan satu per satu rahasia kehidupan.
Setiap satu rahasia yang kita temukan, menambah pengetahuan kita tentang hidup.
Setiap kali pengetahuan kita bertambah, kita menjadi lebih arif dan bijaksana.
Situasi itulah yang terekam dalam salah satu warisan hikmah orang Arab. Mereka mengatakan, sebodoh-bodohnya manusia , umur akan tetap membuatnya lebih bijaksana. Kebijaksanaan terbentuk dari akumulasi informasi yang membentuk pengetahuan kita tentang hidup. Karena sifatnya yang akumulatif, maka kesadaran hidup kita tidak akan bisa terbentuk seketika. Karena tidak terbentuk seketika, maka sikap hidup kita berubah dari waktu ke waktu.
Tapi kapankah pengetahuan
kita tentang hidup menjadi sempurna dan lengkap? Atau, pertanyaan yang lebih
mendasar lagi, bisakah pengetahuan kita tentang hidup sempurna dan lengkap?
Jawabannya pasti. Tidak. Tidak akan pernah bisa pengetahuan kita tentang hidup
ini menjadi sempurna dan lengkap. Salah satu sebabnya karena Allah setiap saat
menciptakan makhluk-makhluk baru, baik manusia, hewan dan tumbuhan, atau
benda-benda lain di alam raya ini, atau ciptaan-ciptaan yang tak terlihat
seperti pikiran-pikiran dan ide-ide baru.
“Dan Tuhan-Mu menciptakan apa saja yang Dia kehendaki dan
memilih dari ciptaan-ciptaan itu.”
Setiap ciptaan baru tentu
saja menciptakan fakta baru, yang kemudian terintegrasi ke dalam fakta-fakta
yang ada sebelumnya, lalu terjadilah rekonfigurasi keseluruhan fakta-fakta itu.
Baca Juga: MujahidBadui Penakluk Imperium
Itulah yang menjelaskan
mengapa pengetahuan itu bersifat akumulatif, dan harus diwariskan secara turun
temurun agar kita tidak setiap saat harus memulainya dari awal. Itu juga yang
menjelaskan mengapa pengetahuan, seperti kata Ibnul Jauzi, harus diikat dengan
tulisan; tulisan membuat pewarisannya menjadi lebih mudah. Warisan pengetahuan
dari peradaban Yunani, Romawi dan Islam secara akumulatif diwarisi oleh Barat
Sekarang, dan lahirlah wajah peradaban baru seperti yang sekarang kita
saksikan.
Karena pengetahuan kita
tentang hidup ini tidak akan pernah sempurna dan lengkap, maka kesadaran hidup
kita juga tidak akan pernah sempurna dan lengkap. Maka manusia kepada hidup,
seperti tiga orang buta yang melukiskan gajah dari sudut yang mereka pegang.
Ini adalah lukisan yang tidak selesai. Dan tidak akan pernah selesai.
Sebab Allah sendiri yang
mengatakan bahwa:
“Tiadalah kamu diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit
saja.”
Maka proses pembelajaran juga tak boleh selesai. Pepatah lama itu rasanya teramat bijak;”tuntutlah Ilmu dari buaian hingga liang lahat.”
Majalah Tarbawi Edisi 214 Th. 11
Dzulqa’idah 1430 H/ 5 November 2009 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar