Ramadhan Bulan Hidayah dan Ibadah

Ramadhan Bulan Hidayah dan Ibadah
(Hal 16)
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”
(QS. Al Baqarah:
185).
Lihat ayat di atas, dua kali Allah menyebut hidayah (Al Huda) yang pertama dalam bentuk nakirah (tidak ditentukan jumlahnya) yang kedua dalam bentuk ma’rifah (yang ditentukan jumlahnya).
Ini menunjukkan bahwa Al Qur’an yang diturunkan dalam bulan Ramadhan ini banyak mengandung hidayah yang terus – menerus tanpa henti kepada manusia, adapun hidayah yang kedua dalam bentuk ma’rifah maksudnya adalah bahwa (Hal 17) penjelasan Al Qur’an terkait hidayah-hidayah tertentu yang menjadi pembeda antara yang haq dan yang bathil.
Bagaimana kita tidak menyebutnya bulan hidayah? Padahal Ramadhan adalah bulan yang diturunkannya Al Qur’an yang menjadi sumber hidayah bagi seluruh manusia (Hudan Linnass). Oleh karenanya, adakah bulan yang lebih banyak terkandung hidayah dan ubudiyah (Petunjuk dan Ibadah) di dalamnya selain Ramadhan?
Baca Juga: Keberkahan Bernama Ramadhan Itu Telah Tiba
Adakah bulan lain yang lebih banyak ibadah dilakukan dan pendekatan diri kepada Allah digalakkan selain Ramadhan? Adakah bulan lain yang diinformasikan oleh Allah SWT bahwa di dalamnya diturunkan Al Qur’an? Tidak ada kecuali bulan Ramadhan.
Hidayah adalah terbukanya hati dan pikiran seorang hamba menerima kebenaran dari Allah SWT. Hidayah adalah petunjuk jalan hidup manusia menuju Allah dan Surga-Nya. Hidayah ada dua macam, Hidayah At Taufiq dan Hidayah Al Irsyad.
Hidayah At Taufiq adalah hidayah yang merupakan hak prerogatif Allah SWT yang langsung diberikan kepada Hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, dengan sebab-sebab tertentu, atau pun tanpa sebab, sehingga seorang manusia yang kafir, tiba-tiba beriman dan masuk Islam karena hidayah ini.
Ada pun hidayah Al Irsyad adalah hidayah atau petunjuk jalan dan kebenaran yang diberikan dan diajarkan oleh orang lain kepada manusia lainnya. Hidayah Al Irsyad adalah hidayah Allah yang diberikan-Nya kepada Hamba-Nya lewat dakwah, pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh da’i, guru, dan para ulama kepada seseorang. S
ehingga ia beriman, lebih bertakwa dan
lebih baik ibadah dan takwanya kepada Allah SWT. Ramadhan suci ini memiliki dua
hidayah ini, Hidayah At Taufiq dan Hidayah Al Irsyad. Seorang hamba harus mengejar
dan memburu dua hidayah ini di bulan Ramadhan.
(Hal 18) Saudaraku
... Hidayah memiliki level-level tertentu dalam kehidupan manusia. Beralihnya
seorang hamba dari kafir menuju iman adalah hidayah, berubahnya seorang tukang
maksiat menjadi taat pada Allah adalah hidayah, dan semakin khusuk seseorang
dalam ibadahnya setelah sebelumnya lalai juga adalah hidayah. Oleh karenanya
Allah mewajibkan kita untuk memohon hidayah 17 kali dalam sehari semalam dalam
shalat kita, saat membaca surat Al Fatihah:
“Berilah
hidayah kepada kami jalan yang lurus.”
(QS Al
Fatihah:6)
Baca Juga: Sapardi Djoko Damono dan Pencarian yang TidakPernah Selesai
Ramadhan bulan hidayah dan ibadah, karena Allah memang menjadikan bulan ini sebagai bulan yang sangat kondusif untuk ibadah, anda akan merasa berbeda berbeda beribadah di bulan Ramadhan dengan bulan lainnya. Puasa di bulan yang lain terasa berat akan menjadi mudah dan indah di bulan Ramadhan.
Kelezatan ibadah dan keindahannya akan lebih mudah anda terima, shalat malam dan tahajjud terasa sulit dan berat di bulan lainnya, akan terasa mudah dan bersemangat bahkan lebih khusyuk ketika di bulan Ramadhan.
Infak yang mungkin berat di bulan lainnyaakan menjadi nikmat dan
berkesan di bulan Ramadhan, demikian seterusnya yang menunjukkan bahwa bulan
Ramadhan adalah bulan hidayah dan ibadah, bulan pendekatan diri kepada Allah
dan bulan perubahan pola ibadah dan pola hidup yang materialistis menjadi
kehidupan yang rabbani dan kehidupan hamba Allah sejati.
Dalam beberapa riwayat
menceritakan bahwa “Rasulullah SAW bila tiba bulan Ramadhan beliau akan berubah
menjadi manusia yang paling cepat berbuat baik, bahkan lebih cepat dari angin
berhembus.”
(Hal 19) Ibnu
‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata; “Nabi Shallallahu’alaihi wasallam adalah
manusia paling dermawan, terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril
‘Alaihissalam mendatanginya, dan Jibril ‘Alaihissalam mendatanginya setiap
malam bulan Ramadhan dan dia mengajarkan Al Qur’an kepada Beliau
shallallahu’alaihi wasallam. Sungguh Rasulullah Shallallhu’alaihi wasallam
ketika didatangi Jibril “Alaihiwasallam kedermawanannya jauh melebihi daripada
angin yang berhembus.”
(HR
Bukhari)
Aisyah ra
menceritakan: “Beliau Rasulullah SAW bila tiba 10 terakhir bulan Ramadhan
beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan
keluarganya.”
(HR
Bukhari, Muslim, Abu Daud, An Nasa’i dan Ahmad)
Baca Juga: Indonesia Masih Kekurangan Ulama
Oleh karenanya Rasulullah
SAW setiap datang awal Ramadhan selalu berkhutbah di depan para sahabat dan
umat Islam saat itu. Beliau menjelaskan kedudukan dan keutamaan Ramadhan
dibanding bulan lainnya, agar umat Islam memiliki paradigma yang berbeda
tentang bulan Ramadhan, serta tidak (Hal 20) menyamakannya dengan bulan
lainnya tujuannya untuk memaksimalkan raihan hidayah dan pelaksanaan ibadah
yang maksimal di dalamnya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai
manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung. Bulan penuh berkah, di
dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, Allah menjadikan puasa di
dalam Ramadhan Wajib, dan Qiyamullail di dalamnya adalah sunnah, siapa yang
mendekatkan diri dengan ibadah-ibadah sunnah seperti mendekatkan diri kepada
Allah dengan ibadah wajib, siapa yang melaksanakan ibadah yang wajib pahalanya
seperti melakukan 70 ibadah wajib di bulan yang lain, ... “
(HR Ibnu
Huzaimah, AL Baihaqi, Al Khatib dan Al Asbahani)
Saudaraku adakah ibadah shalat sunnah pahalanya menjadi pahala ibadah wajibkecuali di bulan Ramadhan? Adakah pahala ibadah wajib menjadi 70 kali ibadah wajib di bulan yang lain selain bulan Ramadhan? Adakah bulan lain yang diturunkan malam lailatul qadar selain bulan Ramadhan?
Adakah bulan lain, jawabannya pasti tidak ada kecuali hanya di
bulan Ramadhan. Oleh karena itu, Allah SWT dalam hadits qudsi menjelaskan
kepada hamba-Nya yang beriman bahwa semua bentuk ibadah dan pendekatan diri
seorang hamba dilipatgandakan pahalanya, bahkan Allh sendiri yang langsung
membalas dan memberi pahala tanpa perantara malaikat:
(Hal 21) “Rasulullah
shallalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “setiap amal anak Adam dilipatgandakan
pahalanya. Sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla
berfirman:”Selain puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan
memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu
makannya karena-Ku.” Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan
ketika ia berbuka, dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-Nya.
Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada
wanginya kesturi.”
(HR
Muslim)
Saudaraku, pernahkah kita
membayangkan berpuasa di siang hari untuk satu hari sama dengan 700 hari
berpuasa? Shalat lail di malam hari satu rakaat sama dengan 700 rakaat?
Berinfak di bulan Ramadhan dengan 1.000 rupiah sama dengan tujuh ratus ribu
rupiah? Kita perlu membiasakan diri menghitung-hitung angka akhirat,
angka-angka pahala surga, karena selama ini kita terlalu terbiasa menghitung
angka-angka dunia, angka-angka materi.
Baca Juga: PadaDasarnya, Masyarakat Kita Filantropis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar