Jumat, 30 Agustus 2024

Dunia Kita Hidup Kita

 

Dunia Kita Hidup Kita

Oleh: M Anis Matta

Dunia Kita Hidup Kita
Dunia Kita Hidup Kita


Bisakah kita membayangkan bagaimana dulu, Adam dan Hawa, menjalani hidup ketika hanya mereka berdua yang menghuni bumi? Mungkin mudah membayangkan bagaimana mereka mencari makan untuk menyambung hidup, atau membuat rumah tempat mereka berteduh, atau membuat pakaian untuk menutup aurat mereka. 

Tapi coba bayangkan bagaimana pada mulanya mereka menemukan bahasa sebagai alat komunikasi mereka? Atau bagaimana pada mulanya mereka mengenal satu-persatu dari jengkal tanah bumi ini?

Kamis, 29 Agustus 2024

Teknologi Jihad untuk Narasi Peradaban

 

Teknologi Jihad untuk Narasi Peradaban

Oleh M. Anis Matta

Teknologi Jihad untuk Narasi Peradaban
Teknologi Jihad untuk Narasi Peradaban


Para penakluk imperium dari jazirah itu menyisakan satu realitas yang lucu. Mereka tumbuh di tengah gurun sahara dan tidak bisa berenang. Itulah yang yang jadi kendala pasukan Muslim saat akan menaklukkan Persia dimana mereka harus menyeberangi sungai Eufrat dan Tigris. Dalam waktu singkat kendala itu bisa dilalui. Sebab itu Cuma sungai. Begitu  juga ketika pasukan Muslim di bawah komando Amr bin Ash itu harus menaklukkan Mesir dari kolonialisme Romawi. Sebab masih ada jalur darat untuk sampai ke sana.

Kendala menjadi lebih besar ketika Syam, Irak dan Mesir sudah ditaklukkan. Sebab semua ekspansi setelah itu harus melewati laut. Itulah yang menggusarkan Umar bin Khattab. Itu terlalu berisiko. Apalagi ketika beliau bertanya kepada Amr bin ‘Ash tentang suasana diatas kapal di tengah laut. 

Rabu, 28 Agustus 2024

Maafkan Kami Ramadhan

 

Maafkan Kami Ramadhan

Oleh Ahmad Zairofi AM

“Maafkan kami Ramadhan. Kepala kami tertunduk malu karena engkau menjanjikan kami berlimpah kebaikan, tapi kami tenggelam dalam kehinaan.”

(Syaikh Adil bin Ahmad)

Maafkan Kami Ramadhan
Maafkan Kami Ramadhan
 

(Hal-09) Ramadhan ... seluruh satuan masa di sepenuh bulannya adalah cahaya, bagi kita, bila kita ingin menggapai takwa. Ia tak semata kesempatan. Lebih dari itu, Ramadhan, adalah pusaran kesakralan.

Ramadhan ...

Sejujurnya setiap jiwa kita merindu kesakralan. Tanpa kecuali. Sebab begitulah karakter jiwa kita diciptakan. Kita memang dari tanah. Tapi kita juga dicetak dari tiupan ruh, yang menjadikan tanah yang mati dalam tubuh kita tumbuh dan hidup. Karenanya seharusnya seluruh jiwa raga kita sangat ceria dan bahagia dengan Ramadhan, bahkan saat ia baru nyaris tiba. Tapi godaaan nafsu dan tarikan-tarikan liar dunia memalingkannnya.

Jebakan-Jebakan Kesepian

 

Jebakan-Jebakan Kesepian

Tarbawi Edisi 152 Th 8 Rabiul Awal 1428 H, 29 Maret 2002 M

 

Jebakan-Jebakan Kesepian

“Khusu’ itu bukan menundukkan kepala, tapi khusu’ itu ada di dalam hati.” (Umar bin Khatab)

“Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan menyempurnakan hubungan-Nya dengan orang tersebut.”

(HR. Hakim)

“Pemimpin yang baik adalah ketika orang lain hampir tidak tahu keberadaannya, dia bisa menyelesaikan tugasnya, dan tujuannya tercapai. Pada saat itu, dia berkata bahwa ini karena kerja keras bersama.”

(Lao Tzu)

Bulan Berkaca

 

Bulan Berkaca

Bulan Berkaca
Bulan Berkaca

 

(Hal-06) Ini sangat baik untuk berkaca. Mengenali lebih dekat dan dekat lagi, tentang siapa kita. Hidup dalam segala bentuk perburuan seringkali membuat kita lupa. Alih-alih kita berhasil menaklukkan realitasyang kemudian berbalik memburu kita. Dunia yang kian rata – The World is Flat, kata Friedman misalnya, kini semakin mempersempit batas-batas hirarki. Kecuali bila benar-benar berfungsi. 

Orang tidak bisa mudah lagi bersembunyi di balik jabatannya, statusnya, pangkatnya, bila secara individu terlalu cacat prilaku. Setiap kali seorang rela menjadi atasan bagi segala jenis bawahan untuk beragam pekerjaan, kini bebannya tidak semata bagaimana memutar roda-roda peran. Tapi juga harus memastikan bahwa dirinya memang punya integritas.

Selasa, 27 Agustus 2024

Sikap Jiwa Pada Teks

 

Sikap Jiwa Pada Teks

Oleh  M. Anis Matta

Sikap Jiwa Pada Teks


(Hal-80) Teks memang sudah dimudahkan. Para pewaris nabi juga suda menjelaskan dan menafsirkannya. Para pembaharu dibangkitkan dari waktu ke waktu untuk memperbaharui memori, pemahaman dan juga komitmen. Tapi persoalan kita dengan teks tidak selesai hanya dengan itu semua.

Proses pembelajaran melalui teks bukan merupakan rangkaian perburuan pada makna-makna yang rumit. Seperti misalnya para arkeolog ketika mereka menerjemahkan sebuah naskah kuno. Atau seperti pergumulan para filosof untuk menemukan makna dari sebuah rangkaian kata yang gelap. Ini bukan sekedar pergumulan intelektual.

Terimalah, Kelebihan dan Kekurangan

 

Terimalah, Kelebihan dan Kekurangan 

Oleh  M. Lili Nur Aulia

Terimalah, Kelebihan dan Kekurangan
Terimalah, Kelebihan dan Kekurangan 


(Hal-76) Telitilah, pikirkanlah tentang orang-orang hebat itu. Yang mengukir hidupnya dengan tinta yang selalu nyata dalam lembar-lembar sejarah. Telitilah sekali lagi dari sisi yang berbeda....

Saudaraku,

Kepandaian, keulungan, kehebatan, keluarbiasaan seseorang, bagaimanapun tetaplah ia manusia. Kita mungkin terpana dengan kehebatannya yang jarang dimiliki orang lain. Kita mungkin juga terkagum-kagum dengan kebiasaannya yang tidak banyak dipunyai orang selainnya. Tapi, bagaimanapun ia tetaplah manusia.