Sabtu, 07 September 2024

Keangkuhan yang Rapuh

 

Keangkuhan yang Rapuh

Oleh: M Anis Matta

Keangkuhan yang Rapuh
Keangkuhan yang Rapuh

Karena dunia, dalam benak kita sebagai manusia, adalah lukisan yang  tak selesai, maka selamanya cara pandang kita tentang dunia dan hidup kita akan kenaifan yang permanen. Dan itu akan selamanya akan menurun pada sikap-sikap kita yang juga naif. Sebab sikap-sikap kita adalah buah dari cara pandang  dan pemahaman kita tentang sesuatu.

Sekarang, walaupun kita hidup di tengah sebuah peradaban ilmu dan tehnologi yang canggih, akses yang tak terbatas pada sumber informasi yang juga tak terbatas, bahwa setiap hari kita dicekoki dengan doktrin bahwa pengetahuan adalah kekuasaan, dimana apa yang ada di alas bumi, di perut bumi, dan di angkasa sana, semuanya masuk wilayah penjelajahan ilmu pengetahuan manusia modern;

Senin, 02 September 2024

Seperti Apa Kita Ramadhan Ini ?

 

Seperti Apa Kita Ramadhan Ini ?

Oleh M Lili Nur Aulia

 

Seperti Apa Kita Ramadhan Ini ?
Seperti Apa Kita Ramadhan Ini ?

(Hal-15) Ramadhan, tamu mulia itu, akhirnya datang. Sujud syukur ke hadirat Allah Swt yang masih memberi kita umur untuk hidup di antara bulan suci ini. Nikmat yang harus disyukuri, tapi kesyukuran itu seharunya tidak berdiri sendiri, tapi langkah nyata mengisinya dengan memaksimalkan amal-amal shalih.

(Hal-16) Sayangnya, masih banyak kondisi dirinya memprihatinkan di saat Ramadhan datang. Berbagai alasan dikemukakan. Padahal, itu sangat merugikan kita sendiri.

Sabtu, 31 Agustus 2024

Lukisan yang Tak Selesai

 

Lukisan yang Tak Selesai 

Oleh: M Anis Matta

Lukisan yang Tak Selesai
Lukisan yang Tak Selesai 


Setiap saat, dalam perjalanan hidup yang panjang, kita selalu menemukan satu per satu rahasia kehidupan. Setiap satu rahasia yang kita temukan, menambah pengetahuan kita tentang hidup. Setiap kali pengetahuan kita bertambah, kita menjadi lebih arif dan bijaksana.

Situasi itulah yang terekam dalam salah satu warisan hikmah orang Arab. Mereka mengatakan, sebodoh-bodohnya manusia , umur akan tetap membuatnya lebih bijaksana. Kebijaksanaan terbentuk dari akumulasi informasi yang membentuk pengetahuan kita tentang hidup. Karena sifatnya yang akumulatif, maka kesadaran hidup kita tidak akan bisa terbentuk seketika. Karena tidak terbentuk seketika, maka sikap hidup kita berubah dari waktu ke waktu.

Jumat, 30 Agustus 2024

Dunia Kita Hidup Kita

 

Dunia Kita Hidup Kita

Oleh: M Anis Matta

Dunia Kita Hidup Kita
Dunia Kita Hidup Kita


Bisakah kita membayangkan bagaimana dulu, Adam dan Hawa, menjalani hidup ketika hanya mereka berdua yang menghuni bumi? Mungkin mudah membayangkan bagaimana mereka mencari makan untuk menyambung hidup, atau membuat rumah tempat mereka berteduh, atau membuat pakaian untuk menutup aurat mereka. 

Tapi coba bayangkan bagaimana pada mulanya mereka menemukan bahasa sebagai alat komunikasi mereka? Atau bagaimana pada mulanya mereka mengenal satu-persatu dari jengkal tanah bumi ini?

Kamis, 29 Agustus 2024

Teknologi Jihad untuk Narasi Peradaban

 

Teknologi Jihad untuk Narasi Peradaban

Oleh M. Anis Matta

Teknologi Jihad untuk Narasi Peradaban
Teknologi Jihad untuk Narasi Peradaban


Para penakluk imperium dari jazirah itu menyisakan satu realitas yang lucu. Mereka tumbuh di tengah gurun sahara dan tidak bisa berenang. Itulah yang yang jadi kendala pasukan Muslim saat akan menaklukkan Persia dimana mereka harus menyeberangi sungai Eufrat dan Tigris. Dalam waktu singkat kendala itu bisa dilalui. Sebab itu Cuma sungai. Begitu  juga ketika pasukan Muslim di bawah komando Amr bin Ash itu harus menaklukkan Mesir dari kolonialisme Romawi. Sebab masih ada jalur darat untuk sampai ke sana.

Kendala menjadi lebih besar ketika Syam, Irak dan Mesir sudah ditaklukkan. Sebab semua ekspansi setelah itu harus melewati laut. Itulah yang menggusarkan Umar bin Khattab. Itu terlalu berisiko. Apalagi ketika beliau bertanya kepada Amr bin ‘Ash tentang suasana diatas kapal di tengah laut. 

Rabu, 28 Agustus 2024

Maafkan Kami Ramadhan

 

Maafkan Kami Ramadhan

Oleh Ahmad Zairofi AM

“Maafkan kami Ramadhan. Kepala kami tertunduk malu karena engkau menjanjikan kami berlimpah kebaikan, tapi kami tenggelam dalam kehinaan.”

(Syaikh Adil bin Ahmad)

Maafkan Kami Ramadhan
Maafkan Kami Ramadhan
 

(Hal-09) Ramadhan ... seluruh satuan masa di sepenuh bulannya adalah cahaya, bagi kita, bila kita ingin menggapai takwa. Ia tak semata kesempatan. Lebih dari itu, Ramadhan, adalah pusaran kesakralan.

Ramadhan ...

Sejujurnya setiap jiwa kita merindu kesakralan. Tanpa kecuali. Sebab begitulah karakter jiwa kita diciptakan. Kita memang dari tanah. Tapi kita juga dicetak dari tiupan ruh, yang menjadikan tanah yang mati dalam tubuh kita tumbuh dan hidup. Karenanya seharusnya seluruh jiwa raga kita sangat ceria dan bahagia dengan Ramadhan, bahkan saat ia baru nyaris tiba. Tapi godaaan nafsu dan tarikan-tarikan liar dunia memalingkannnya.

Jebakan-Jebakan Kesepian

 

Jebakan-Jebakan Kesepian

Tarbawi Edisi 152 Th 8 Rabiul Awal 1428 H, 29 Maret 2002 M

 

Jebakan-Jebakan Kesepian

“Khusu’ itu bukan menundukkan kepala, tapi khusu’ itu ada di dalam hati.” (Umar bin Khatab)

“Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan menyempurnakan hubungan-Nya dengan orang tersebut.”

(HR. Hakim)

“Pemimpin yang baik adalah ketika orang lain hampir tidak tahu keberadaannya, dia bisa menyelesaikan tugasnya, dan tujuannya tercapai. Pada saat itu, dia berkata bahwa ini karena kerja keras bersama.”

(Lao Tzu)