Selasar
(Tarbawi Tahun Lalu) – 259
Tarbawi
edisi 96 Th. 5 1425 H/ 28 Oktober 2004 M
Ada banyak bentuk amalan
unggulan. Yang dengannya kita memohon kepada Allah untuk diterima. Tetapi
masalahnya bukan terletak pada apa jenis amal-amal itu, tapi lebih pada sejauh
mana kita mampu memilih dan menjalani pilihan amal dan karya unggulan itu.
Bermacam amal unggulan pernah
dikisahkan, dilakukan oleh bermacam orang. Dari ulama besar hingga orang biasa.
Dari tokoh ternama hingga orang-orang yang diriwayatkan tanpa nama. Tidak hanya
pada aspek orangnya bahwa amal unggulan bisa dilakukan oleh orang terkenal atau
orang biasa. Orang hebat atau orang dengan banyak keterbatasan. Tapi jug pada
jenis amalnya. Artinya, terkadang, kita memang mendapati sebentuk contoh amalan
unggulan yang benar-benar hebat. Tapi kita juga melihat dalam riwayat lain,
betapa sebuah amal yang terkesan sederhana bisa menjadi amal unggulan. Namun,
secara ikhtiar, kita harus terus mengejar amal unggulan yang kita yakini masing-masing. Dengan mengacu
dan bercermin pada orang-orang besar.
Sebelum segala berakhir,
rintislah amal-amal unggulan kita di sini, di dunia ini, ada banyak jalan dan
cara. Apapun hasilnya, setidaknya kita telah berusaha.
“Aku
menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaan ku kepada dunia. Akan
tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi
berpuasa dan shalat malam.”
‘Amir
bin ‘Abdi Qais
“Usia
dan hembusan nafas kita sangat terbatas. Yang sudah pergi berlalu takkan
kembali.”
Ibnu Atahaillah
“Orang
yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya, dan akan mencoba kembali untuk melakukannya dengan cara berbeda.”
Dale
Carnagie
“Istilah
tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada
dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam setiap harinya. Yang perlu
ditingkatkan adalah membagi waktu dengan lebih cermat.”
George
Downing
Majalah tarbawi Edisi 259 Th. 13, Dzulqaidah 1432 H, 6 Oktober 2011 M. Hal-3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar