Komunikasi Rasa Takut
Oleh Edi Santoso
(Hal-36) Ketakutan
bisa menjadi alat komunikasi yang efektif. Karena, dalam diri setiap orang pada
dasarnya terdapat motivasi perlindungan diri (protection motivation).
Orang akan cenderung menghindari apa pun yang membahayakan dirinya. Setidaknya
demikian pendapat beberapa pakar komunikasi, seperti Stainback dan Rogers
(1983) dalam riset panjangnya tentang komunikasi persuasif melalui sentimen
rasa takut.
Kita semua bahkan bisa merasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering melarang orang lain melakukan sesuatu dengan menakut-nakutinya. Paling efektif untuk anak-anak yang memang daya nalarnya belum tumbuh benar. Lucunya, yang dirujuk sebagai sumber rasa takut seringkali sekenanya. Ada anak menangis, ditakuti suara tokek. Suatu waktu, begitu ada suara tokek, anak pun menjadi takut, dan orang tuanya berujar,”sama tokek aja takut.” Nah, loh. Kasihan polisi nantinya, jika ada anak menangis, ibunya langsung berujar,”Eh, diam ada Pak Polisi, tuh!”