Jumat, 29 November 2024

Penyimpangan Dakwah di Era Partai

 

Penyimpangan Dakwah di Era Partai

Penyimpangan Dakwah di Era Partai

Penyimpangan Dakwah di Era Partai


(Hal-04) Tak ada artinya Islam tanpa politik. Ungkapa tegas itu disampaikan ulama dakwah Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Ketika menyimpulkan misi strategis aktivitas politik bagi dakwah Islam. Dan, dalam negara yang menganut system parlementer pembentukan partai politik menjadi saluran paling tepat untuk memberi warna perubahan. Menurut Qaradhawi, kemungkaran paling besar justeru ada pada lingkup kekuasaan.

 Karena pemerintahlah pihak yang paling bertanggungjawab memberi legitimasi ragam kemungkaran yang terjadi di masyarakat luas. Karenanya, gerakan dakwah, harus menguasai, minimal berperan menegakkan misi amar ma’ruf nahyul munkar  di dalam kekuasaan. Dan partai politik, merupakan salah satu solusinya yang paling realistis. Lebih lanjut, eksistensi dakwah di pentas politik, akan membuka banyak pintu kebaikan yang bisa dinikmati umat.

Minggu, 10 November 2024

Mukjizat Al Qur’an Dari Kisah Nabi Shalih AS

 

Mukjizat Al Qur’an Dari Kisah Nabi Shalih AS

Oleh Ir Abdeldaem Al Kaheel

 

Mukjizat Al Qur’an Dari Kisah Nabi Shalih AS
Mukjizat Al Qur’an Dari Kisah Nabi Shalih AS

(Hal-70) Nabi Shalih alaihissalam adalah utusan Allah Swt kepada kaum Tsamud yang pembangkangan serta kesombongannya sudah melampaui batas. Meski melewati batas, tapi Allah Swt tidak menghancurkan mereka secara langsung, melainkan dengan lebih dahulu mengutus seorang Rasul agar mereka bisa berpikir dan berdialog untuk menerima seruan tauhid. Itulah misi yang juga diemban oleh seluruh Rasul alaihissalam. Mereka datang dengan membawa ayat-ayat yang terang dan membantah dengan cara yang baik.

(Hal-71) Di antara Mukjizat nabi Shalih, adalah seekor unta betina, ayat mana yang bisa kita ambil untuk bisa mengungkap mukjizat tersebut? Apakah di balik pengulangan kata dalam ayat tentang Nabi Shalih ini, ada mukjizat yang tersembunyi?

Sabtu, 02 November 2024

Berbaik Sangka pada Allah Swt

 

Berbaik Sangka pada Allah Swt

Oleh M Lili Nur Aulia

 

Berbaik Sangka pada Allah Swt
Berbaik Sangka pada Allah Swt

(Hal-78) Apa yang ada terlintas dalam pikiran anda, saat kita mendengar anjuran agar kita berhusnu zann kepada Allah SWT? Husnu zann  kepada Allah, memiliki banyak arti tentang artinya berbaik sangka kepada-Nya. Di dalamnya termasuk rasa optimis memandanga segala sesuatu berlandaskan sifat Allah Yang Maha Pemurah, Yang Maha Kasih, Yang Maha Lembut, Yang Maha Pemaaf, Yang Maha Kuasa, dan lain sebagainya. 

Di dalamnya juga termasuk semangat dalam bekerja, beramal shalih, beribadah. Dan bahkan di dalamnya terkandung unsur jiwa yang pantang menyerah menghadapi situasi apapun untuk terus berjuang dalam jalan-jalan kebaikan.

Jumat, 01 November 2024

Warna Warni Keluarga Menyambut Bulan Puasa

 

Warna Warni Keluarga Menyambut Bulan Puasa

Oleh Edi Santoso

Warna Warni Keluarga Menyambut Bulan Puasa
Warna Warni Keluarga Menyambut Bulan Puasa

 

(Hal-50) Ramadhan memang bulan istimewa. Keriuhan menyambutnya tak semata nampak di pesantren atau masjid, tetapi juga di rumah-rumah. Terutama pada pekan terakhir bulan Sya’ban, sebagian warga Muslim mulai berbenah.

Ada yang berbeda di rumah Nila (38). Menjelang Ramadhan ini, rumah di Komplek Timah Depok itu mendadak ramai. Kelap-kelip lampu menghiasi pagar, layaknya menyambut Hari Kemerdekaan. Beraneka kertas hias terpasang di bagian rumahnya, “Marhaban Yaa Ramadhan”.

Rabu, 23 Oktober 2024

Seratus Rupiah untuk Bangun Rumah

 

Seratus Rupiah untuk Bangun Rumah

Oleh Yenni Siswanti & Purwanti

Seratus Rupiah untuk Bangun Rumah
Seratus Rupiah untuk Bangun Rumah

 

(Hal-57) Bagi sebagian besar kita, uang Rp 100 bisa nyaris tak bernilai. Tapi, di Desa Situ Udik, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, uang seharga satu permen itu sangat berarti. Dengan Rp 100 per hari, warga bisa berharap memiliki rumah yang layak huni.

Inspirasi ini datang ketika Enduh melihat seorang nenek duduk di teras rumahnya. Enduh yang pada saat itu melintas bertanya, mengapa tidak di dalam rumah saja, karena pada saat itu hujan turun cukup deras. “Nenek itu bilang atap rumahnya bocor, jadi lebih baik nenek itu berteduh di teras,” terang Enduh.

Minggu, 13 Oktober 2024

Sahabatku, Kemanakah Engkau?

 

Sahabatku, Kemanakah Engkau?

Oleh Muhammad lili Nur Aulia

Sahabatku, Kemanakah Engkau?
Sahabatku, Kemanakah Engkau?

 

(Hal-63) Saya punya sahabat. Sahabat yang sangat saya muliakan dan saya rindukan. Pertama kali saya bertemu dan mengenalnya, saat masih kanak-kanak, di Damaskus. Tapi setelah itu, saya tak menemuinya lagi. Sampai saya tumbuh dewasa dan menjelajah ke berbagai penjuru dunia, saya tak menemuinya lagi.

Dahulu, saya begitu bahagia bertemu dengannya. Saya mencintai sahabat saya itu. Saya sangat berduka karena kehilangan dirinya. Kerinduan ini semakin bertambah padanya.

Sahabatku Ramadhan ... dimanakah engkau?

Saya selalu menghitung hari demi hari untuk bisa bertemu kembali dengannya, seperti anak kecil yang baru belajar berhitung. Dan jika ia datang, saya pun gembira, jiwa saya tertawa. Karena saya lihat, dunia pun ikut tertawa dan gembira dengan kehadirannya.

Rabu, 09 Oktober 2024

Melihat Indonesia Lebih Dekat

 

Melihat Indonesia Lebih Dekat

Oleh Edi Santoso

Melihat Indonesia Lebih Dekat
Melihat Indonesia Lebih Dekat

 

(Hal-36) Ide berkeliling Indonesia dengan sepeda motor ‘Honda win 100 cc’ terdengar agak gila, apalagi dengan bekal seadanya. Toh bagi wartawan senior Farid Gaban, perjalanan itu belum ada apa-apanya dalam hal risiko. Memang, mantan wartawan  Tempo dan Republika ini pernah menhadapi tantangan yang lebih besar karena harus mempertaruhkan nyawa, yakni saat meliput Perang Bosnia pada tahun 1993.

Bagi Farid, perjalanan bertajuk ‘Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa’ itu lebih merupakan upaya melihat Indonesia dari dekat. Bersama wartawan muda Ahmad Yunus, Farid mengurangi lebih 10.000 kilometer perjalanan keliling kepulauan (Hal-37) Indonesia selama hampir setahun penuh (2009-2010).