Selasa, 14 Januari 2025

Pragmatisme, Sisi Tragis Mahasiswa

 

Pragmatisme, Sisi Tragis Mahasiswa

Oleh Haryo Setyoko

Sekjen KAMMI

 

Pragmatisme, Sisi Tragis Mahasiswa
Pragmatisme, Sisi Tragis Mahasiswa

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.”

(QS Al-Kahfi:13)


(Hal-24) Sejak 1978, dunia mahasiswa memasuki hari-hari kelabu. Kala itu, Orde Baru, melalui Mendikbud mengeluarkan kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kampus). 

Semua itu tidak saja berakibat mandegnya perkembangan kemahasiswaan, namun kehidupan sosial bangsa Indonesia secara umum ikut terseok-seok. Sebab, kebijakan ini telah mendekonstruksi peran politik mahasiswa. Para pemburu ilmu di level perguruan tinggi itu tak lebih dari sekrup-sekrup mesin teknostruktur kapitalis bagi pembangunan bangsa ini.

Selasa, 07 Januari 2025

Kiprah Politik Ulama Salaf

 

Kiprah Politik Ulama Salaf

Oleh Azam Anzuki

 

Kiprah Politik Ulama Salaf
Kiprah Politik Ulama Salaf

(Hal-21) Kiprah para salafusshalih dalam memperjuangkan Islam, tak terbatas pada dunia ilmu semata. Banyak dari mereka yang terlibat dalam aktivitas politik. Formula partisipasi politik mereka bermacam-macam. Meski, tentu berbeda dengan idiom politik sekarang yang makin berkembang.

Peran loby adalah salah satunya. Seperti yang dipraktekkan Raja’ bin Haiwa, seorang ulama besar di masa Daulah Umawiyah. Dialah yang secara serius berada di balik suksesi dinasti umawi dari Sulaiman bin Abdul Malik kepada keponakannya, Umar bin Abdul Aziz.

Sulaiman bin Abdul Malik sebenarnya punya putera, Ayyub bin Sulaiman, yang telah dicalonkan menjadi khalifah. Sayang, Ayub meninggal sebelum niat ayahnya kesampaian. Sulaiman tinggal mempunyai satu anak yang masih kecil. Meski begitu, Sulaiman ingin agar puteranya itu kelak dapat menggantikannya. Maka dipanggilnya Umar bin Abdul Aziz dan Raja’.

Rabu, 01 Januari 2025

Politik, Warisan Kenabian

 

Politik, Warisan Kenabian

Dr. M. Hidayat Nurwahid

Ketua MPP Partai Keadilan

                       

Politik, Warisan Kenabian
Politik, Warisan Kenabian 

(Hal-14) Ketika memasuki era partai tentu banyak konsekuensi yang harus dihadapi gerakan dakwah. Pendapat Ustadz?  

Pada hakekatnya, ketika dakwah memasuki era partai, ia sedang mengembalikan jati diri dan ashalahnya, yaitu syumuliatul Islam. Syumuliatul Islam terkait dengan masalah pribadi, hidup bermasyarakat, bernegara, sistem dan lainnya. Itu semua masalah dakwah. Itulah yang dicontohkan para Rasul khususnya Rasulullah SAW, dan dengan sangat cemerlang dilanjutkan oleh para khulafa’.

Apa yang dikhawatirkan tentang adanya fitnah syuhrah (popularitas) maupun pergeseran orientasi dalam dakwah itu tidak ada, bila sejak awal dipahami bahwa politik (amal siyasi) bagian dari dakwah. Yang terjadi, fitnah itu juga ada sebelum era berpartai sekalipun. 

Minggu, 15 Desember 2024

Etika Kampanye dalam Islam

 

Etika Kampanye dalam Islam

                       

Etika Kampanye dalam Islam
Etika Kampanye dalam Islam

(Hal-12) “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”

(QS An-Nahl: 25)

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka baginya pahala seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut.”

(HR. Muslim)

1.    Ikhlas dan membebaskan dari motivasi rendah

Kampanye dalam Islam merupakan bagian dari amal shaleh dan ibadah. Karenanya harus memperhatikan keikhlasan motivasi sehingga kampanye yang dilakukan bukan hanya berdampak baik pada masalah-masalah kehidupan tetapi juga mendapatkan ridha Allah SWT dan pahala kebaikan di akhirat.

Senin, 02 Desember 2024

Partai Dakwah di Berbagai Negeri

 

Partai Dakwah di Berbagai Negeri

                       

Partai Dakwah di Berbagai Negeri
Partai Dakwah di Berbagai Negeri

(Hal-09) soal perjuangan di pentas politik, sebenarnya ummat Islam punya setumpuk pengalaman berharga. Banyak partai Islam yang turut mewarnai blantika perkembangan politik di berbagai negara. Keberhasilan, kegagalan, bahkan kesalahan, semuanya menjadi bahan pelajaran bagi perjuangan dakwah Islam di seluruh dunia.

Di Yordania, misalnya, gerakan dakwah sudah terlibat dalam pemilu sejak 1989. Dr. Abdul Latif Arabiyat salah seorang tokoh politik Islam Ikhwanul Muslimin di sana menegaskan, parlemen Yordan kesebelas merupakan parlemen pertama yang paling sukses dalam sejarah Yordan. Namun ia memberi catatan,

“Kami memasuki pemilu tahun 1989 tanpa program dan persiapan yang realistis bagi jargon politik yang kami angkat, “Islam huwal hall” (Islam satu-satunya solusi).”

Minggu, 01 Desember 2024

Urgensi Pilkada Terhadap Dakwah

 

Urgensi Pilkada Terhadap Dakwah

Urgensi Pilkada Terhadap Dakwah
Urgensi Pilkada Terhadap Dakwah

 

(Hal-42) Pilkada adalah salah satu faktor yang mampu memajukan daerah dengan mengelola potensi-potensi yang tersedia di daerah, sebab selama ini dengan pengelolaan yang terpusat kurang mampu diberdayakan secara optimal. Dari situ pilkada menyimpan suatu harapan untuk optimalisasi pengelolaan sumber daya lokal yang memang tersedia dan belum di reoptimalkan itu.

Dalam konteks ini tentu dakwah akan mendapatkan manfaat seiring dengan optimalisasi sumber-sumber daya ini. Sebab dakwah konsepnya integralistik dan komprehensif misinya menyampaikan pesan Allah, mengajak manusia untuk memahami, mengimani, mengaplikasikan tuntunan dan pesan-pesan itu dengan dukungan sumber daya yang telah Allah sediakan. Pada akhirnya sumber daya itu dikhidmahkan untuk kemajuan meningkatkan martabat hidup manusia.

Sabtu, 30 November 2024

Melakukan Yang Lebih Penting

 

Melakukan Yang Lebih Penting

M Lili Nur Aulia

Melakukan Yang Lebih Penting
Melakukan Yang Lebih Penting


(Hal-62) “Setiap yang sedang merasakan kelezatan melakukan hal-hal yang sunnah, tapi datang kewajiban melakukan yang wajib, lalu ia tidak memutus kelezatannya dengan yang sunnah, maka di dalam melakukan sunnahnya itu telah tertipu.” (Sulaiman Ad Daraani)

Saudaraku,

Ada salah satu pemahaman yang harus kita ingat dan pegang, yaitu mengutamakan yang paling penting dari yang penting. Memutuskan dan mendahulukan suatu masalah yang paling diperlukan, dari yang sekadar diperlukan. Dalam ungkapan Arab, prinsip ini lebih dikenal dengan istilah fiqh Aulawiyat, pemahaman terhadap hal yang diprioritaskan.